Jelang Ramadhan Kedatangan Bus di Terminal Giwangan Menurun
Jelang bulan suci Ramadhan terjadi penurunan kedatangan dan keberangkatan dari terminal bus Giwangan, Kota Yogyakarta, hal tersebut terjadi semenjak ditetapkan tanggap darurat covid 19 yaitu pada tanggal 20 Maret 2020.
Kapala Bidang lalu lintas, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Windarto mengatakan semenjak ditetapkan tanggap darurat terjadi penurunan kurang lebih 50 persen jika dibanding dengan sebelum ditetapkan tanggap darurat covid 19.
"Hari-hari biasa sebelum darurat covid untuk antar kota antar provinsi (AKAP) kedatangan bus di giwangan berada di angka 500 hingga 700 kedatangan, tetapi setelah ditetapkan darurat covid terjadi penurunan yaitu berkisar antara 100-200 bus pada bulan April," ujarnya, Kamis (16/4/2020).
Hal serupa terjadi pada jumlah bus yang berangkat dari Terminal Giwangan, untuk AKAP sebelum ditetapkan darurat covid 19 angka keberangkatan mencapai 600 hingga 700 keberangkatan.
"Pada bulan April ini setelah ditetapkan darurat covid jumlah bus AKAP yang berangkat dari Terminal Giwangan turun drastis hanya berkisar 100 hingga 200 bus setiap harinya," ungkapnya.
Sementara itu untuk Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) juga mengalami penurunan. Sebelum dilakukan darurat Covid 19 angka jumlah kedatangan bus AKDP kurang lebih seratus lebih bus.
Sedangkan setelah ditetapkannya darurat Covid 19 jumlah kedatangan maupun keberangkatan AKDP mengalami penurunan yang signifikan, saat ini tiap harinya hanya puluhan bus yang datang dan berangkat dari Terminal Giwangan.
"Otomatis jumlah penumpang yang datang maupun berangkat dari terminal Giwangan mengalami penurunan. Sebelum darurat covid 19 penumpang untuk AKAP mencapai ribuan orang, sekarang hanya ratusan saja," paparnya.
Walaupun terjadi penurunan pihaknya tetap melakukan penyemprotan disinfektan terhadap bus yang masuk melalui terminal Giwangan. Penyemprotan tidak hanya diperuntukkan pada bagian luar bus saja tetapi juga di dalam bus disemprot disinfektan. "Untuk para penunpang dilakukan pengecekan suhu tubuh dan juga dilakukan penyemprotan disinfektan," imbuhnya.
Pihaknya tidak berjalan sendiri untuk melakukan penyemprotan tetapi juga melibatkan pihak-pihak lain seperti dari pihak dinas kesehatan Kota Yogyakarta.
"Kalau terjadi sesuatu yang genting kami sudah koordinasi dengan dinas kesehatan, karena untuk menangani pasien tidak bisa sembarang orang, harus pihak profesional yang mengevakuasinya," pungkasnya. (Han/Wsp)