Pelaku UMKM Yogya Ciptakan Inovasi Baru Agar Tetap Bertahan

Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Yogya diminta untuk melakukan sejumlah upaya dan berinovasi agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi global Covid 19 ini. Salah satunya dengan cara mengalihkan jenis usaha dan produk yang dihasilkan terutama yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.

Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Tenaga Kerja dan Transmigrasi  (DinkopUKMNakertans) Kota Yogyakarta terus berkoordinasi dan memikirkan sejumlah solusi seperti bekerjasama dengan pusat dan Pemda DIY dengan mendata UMKM yang terdampak oleh virus Covid-19.

Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil (UMK) DinkopUKMNakertrans Kota Yogya, Rihari Wulandari mengatakan, saat ini UMKM sedang mengalami krisis penururan penjualan produk akibat virus Corona.

“Mereka kesulitan mencari bahan dasar dan susah untuk mempromosikan hasil buatannya. Dalam hal ini kita melakukan pendataan kurang lebih sebanyak seribu UMKM yang terkena dampak Covid-19,” ungkapnya.

Tak hanya itu, selain mendata UMKM yang terdampak virus Corona, Rihari Wulandari juga turut memberikan motivasi dan arahan untuk UMKM yang sampai saat ini mengalami penurunan penjualan.

“Kita berikan motivasi dan support mental ke semua UMKM di 14 Kecamatan melalui grup serta  arahan dan masukan agar UMKM tetap semangat dan bertahan di situasi ini,” kata Wulan.

Sementara itu, pelaku UMKM juga diharapkan menghasilkan inovasi-inovasi baru untuk menanggulangi penurunan pendapatan mereka. Saat ini masyarakat Kota Yogyakarta tidak memperhatikan atau membutuhkan fashion melainkan masker, dengan begitu harapannya UMKM di bidang fashion beralih memproduksi masker dan sarung tangan.

“Saat ini orang tidak sedang membutuhkan fashion namun masker, sarung tangan, handsanitiser dan alat pelindung diri (APD) yang dipergunakan untuk perlindungan terhadap virus Corona. Saat ini sekitar 145 UMKM memproduksi kebutuhan tersebut dan disesuaikan dengan standart yang berlaku,” ujarnya.

Banyak inovasi dan pegalihan jenis usaha yang dilakukan pelaku UMKM di Kota Yogya, Wulan mencontohkan UMKM makanan pun berinovasi, yang semula berjualan bakpia sekarang bisa berinovasi menjual roti yang diharapkan menjadi kebutuhan saat ini. Dengan mengandalkan pemasaran secara online.

Selain itu, ada juga yang tadinya perajin batik sekarang menjual telur asin dan rasanya enak, satu pack seharga 30 ribu isi 10 biji. Sudah ada  yang pesan hingga seribu pack, ini menandakan inovasi yang dibuat sangat menunjang kenaikan pendapatan.

Tak hanya itu, yang semula memproduksi tas kulit dan sepatu sekarang berinovasi menjadi pedagang masakan olahan yaitu rendang. Diharapkan mereka harus memiliki penghasilan.

Dalam kesempatan ini, pihaknya mengimbau untuk seluruh pihak UMKM Kota Yogyakarta dalam mencegah penyebaran virus corona tetap aktif dan kreatif untuk terus mempromosikan dagangannya.

DinkopUKMNakertrans Kota Yogyakarta nantinya akan merencanakan dengan anggaran yang ada untuk dapat membantu mempromosikan melalui leflet dan dititipkan ke hotel, kereta api, bahkan ke bandara untuk membantu para UMKM yang saat ini terdampak Covid-19.

“ Harapannya, kerjasama saling menguatkan dan membantu saling mempromosikan bisa melalui leflet dan online, nantinya juga kita adakaan promosi pameran dengan bekerjasama dengan beberapa OPD Pemerintah Kota Yogyakarta,” ungkapnya. (Hes)