Operasi Pasar Terus Dilakukan Sampai Harga Gula Normal

Upaya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menekan harga gula pasir melalui operasi pasar masih terus dilakukan hingga harga gula pasir normal.

Meski sudah dilakukan operasi pasar beberapa waktu lalu, harga gula pasir masih berada di angka sekitar Rp.17.000 per kilogram di atas harga eceran tertinggi atau HET Rp.12.500 per kilogram.

Menanggapi itu, Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengaku akan terus melakukan operasi pasar khususnya selama bulan Ramadhan ini.

“Harga gula hingga hari ini masih belum stabil dan akan terus kami lakukan operasi pasar, harapannya nanti menjelang lebaran harga gula sudah stabil,” ucap Heroe usai membuka operasi pasar gula di Balaikota pagi ini, Senin (4/5/2020).

Operasi pasar kali ini dilakukan bersama Pabrik Gula Madukismo dengan mendistribusikan 2 ton  gula pasir melalui LPMK dengan jatah setiap kelurahan 44 kilogram.

“Seperti sebelumnya, kami menggandeng LPMK untuk mendistribusikan gula ke wilayahnya masing-masing untuk menghindari kerumunan,” jelasnya.

Selain stok gula pasir di pasaran yang sudah menipis, naiknya harga gula pasir juga disinyalir karena kebutuhan atau permintaan konsumen yang cukup tinggi maka Pihaknya akan terus melakukan operasi pasar.

“Pada bulan Ramadhan seperti ini bisa saja konsumsi gula meningkat, karena masyarakat butuh asupan gula untuk energi selama menjalankan puasa,” kata Heroe.

Sebelumnya, menjelang bulan Ramadhan Pemkot bekerjasama dengan Bulog melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga gula pasir, namun hasilnya belum signifikan.

“Memang dari operasi pasar kemarin belum berhasil menurunkan harga gula secara signifikan, namun harganya sudah turun sekitar Rp.500,” ucapnya.

Disisi lain, Heroe memastikan stok pangan di Kota Yogyakarta masih mencukupi hingga empat bulan mendatang, meski pun pada bulan Ramadhan mengalami peningkatan karena distribusi dan persediaan tidak ada masalah.

Sementara itu, Bagian Pemasaran Pabrik Gula Madu Kismo Bambang Winarso  menjelaskan, masa giling di Pabrik baru dimulai pada bulan Juni mendatang karena terkendala Covid-19.

“Biasanya dalam kondisi normal, bulan Mei sudah memasuki masa penggilingan, namun karena ada wabah mundur hingga sesudah lebaran nanti sekitar bulan Juni,” jelasnya.

Menghadapi itu, Pihaknya sejauh ini sudah melakukan impor raw sugar atau gula mentah berbentuk krsital dari Thailand untuk memenuhi kebutuhan gula pasir di tengah Wabah dan menjelang Lebaran.

“Kami mendapt izin dari Pemerintah untuk melakukan impor dengan jatah 100.000 ton gula mentah,” imbuhnya.

Hingga saat ini kemampuan produksi Pabrik Gula Madukismo baru bisa menghasilkan 50 ton per musim giling, dengan begitu, sambungnya, belum bisa mencukupi permintaan pasar di DIY jika tanpa melakukan impor. (Tam)