Wawali Jelaskan Strategi Pengembangan Ekonomi Digital Pada UCLG ASPAC

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, jelaskan beberapa stretegi untuk pengembangan ekonomi digital di Kota Yogyakarta di masa pandemi covid 19.

Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah untuk menghidupkan kembali sektor ekonomi dengan memanfaatkan dunia digital. 

Lanjut wawali, Kota Yogyakarta sangat bergantung pada dua sektor jasa, lantaran tidak memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah seperti daerah-daerah lainnya.

"Yogyakarta bergantung pada dua sektor yaitu penidikan dan wisata, banyak dari masyarakat yang hidup memanfaatkan dua sektor itu untuk memberikan jasa misalnya makanan, dan lainnya," ucapnya saat menjadi narasumber, di United Cities and Local Goverments Asia Pacific (UCLG ASPAC), melalui aplikasi zoom di ruang Yudhistira, Jumat, (15/5/2020).

"Ketika dua sektor tersebut 'dilock down' maka masyarakat kita mengalami kesulitan dalam ekonominya," ucapnya.

Dirinya menuturkan, pemkot Yogyakarta telah bekerjasama dengan beberapa mitra seperti gojek untuk menyediakan layanan untuk mempermudah masyarakat berjualan.

"Awalnya kami membuat pasar daring atau pasar tradisional online tetapi manual karena pembeli harus menghubungi penjual dengan menggunakan aplikasi pesan singkat atau WA," katanya.

Seiring berjalannya waktu, pemkot Yogyakarta bekerjasama dengan gojek untuk memberikan layanan berupa pasar online seingga masyarakat kota Yogyakarta tinggal mengakses layanan melalui aplikasi go shop.

"Saat masih manual terjadi tawar menawar berapa ongkos yang dibutuhkan untuk pengiriman barang, untuk iru kami bekerjasama dengan gojek untuk memberikan layanannya," katanya.

Selain membuat pasar online pemkot Yogyakarta juga mengkonversi program gandeng gendong kedalam sistem digital dengan aplikasi yang ada di Jogja Smart Service (JSS) yakni Nglarisi.

"Gandeng gendong selama ini menjadi mitra pemkot dalam memberikan layanan untuk makanan ringan saat rapat di pemkot. Berhubung sekarang anggaran rapat dipangkas kita harus memberikan solusi untuk masyarakat," ucapnya.

Ia menambahkan saat ini, ada 208 kelompok gandeng gendong yang sebeleum pandemi covid 19 ini dapat menyerap anggaran makan minum sebesar 38 persen.

"Sekarang yang tergabung di aplikasi online baru kurang lebih 100 kelompok atau setengah dari total kelompok gandeng gendong," katanya.

Kedepan pemkot yogyakarta akan menyiapkan e-warung sebagai tempat masyarakat untuk berjualan ayam, sayuran.

"Kedepan ada tiga yang disasar yaitu kampung sayur, ternak lele cendol, dan juga untuk peternak ayam. Dari 3 penyedia kana dimasukkan ke e-warung dan baru bisa diakses oleh masyarakat," pungkasnya. (Wsp)