Disperindag Himbau Masyarakat Dalam Membeli Telur

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Yogyakarta himbau masyarakat Kota Yogyakarta agar berhati-hati dan lebih teliti saat membeli telur di pasar.

Hal tersebut diutarakan Oleh Kepala Disperindag Kota Yogyakarta, Yunianto Dwisutono, Jumat (22/5/2020). Menurutnya di beberapa daerah ditemukan pedagang yang mencampur telur ayam broiler dengan telur infertil.

Ia menjelaskan telur ayam infertil jika dibeli masyarakat tidak bisa bertahan lama maksimal hanya 2 hari masa bertahannya.

“Telur ayam infertil merupakan telur ayam yang dibudidayakan untuk ditetaskan, namun gagal menetas atau tidak ditetaskan oleh peternak, jadi telur ayam infertil ini adalah telur yang dierami oleh indukan ayam” jelasnya.

Karena terjadi penurunan harga daging ayam, lanjutnya, maka telur infertil ini ikut dijual oleh para peternak dengan tujuan agar tidak sampai menetas.

Ia menambahkan jika telur tersebut langsung diolah tidak akan menjadi masalah akan tetapi menjadi masalah karena telur infertil ini tidak tahan ketika disimpan.

"Secara fisik tidak ada perbedaan antara telur ayan broiler yang biasa dibeli oleh masyarakat dengan telur ayam infertil, yang membedakan ketahanannya, dan kalau telur infertil jika dierami akan menetas," ucapnya.

Pihaknya saat ini terus melakukan pemantauan di pasar-pasar yang ada di Kota Yogyakarta untuk memastikan tidak ada telur infertil dijual di pasar yang ada di Kota Yogyakarta.

"Hingga sekarang belum ditemukan saya harap tidak ada yang menjual telur infertil di pasar di Kota Yogya," katanya.

Lanjutnya, harga telur infertil jika dibandingkan dengan telur untuk konsumsi harganya sangat lebih murah, telur infertil dijual seharga Rp 7 ribu per kilogramnya.

"Kami sudah memberikan pengumuman kepada lurah-lurah, dan kecamatan agar masyarakat lebih teliti dan berhati-hati saat membeli telur," pungkasnya. (Han)