Kampung Sayur Bausasaran Bagikan Hasil Panen Untuk Warga Sekitar
Terdengar aneh tapi ini benar adanya. Bagaimana mungkin ada kebun sayur ditengah kota. Sesuatu yang dulu hanya ada di pegunungan dan pedesaan kini telah ada di salah satu pusat kota Yogya.
Kampung unik dengan kebun sayur tersebut dikelola oleh Kelompok Tani Gemahrifah dan setiap hari terdapat warga yang piket untuk menyirami dan menjaga kebersihan kebun tersebut. Kebun sayur ini berada di Bausasran, Kecamatan Danurejan Kota Yogyakarta.
Kelompok Tani Gemahripah merupakan perkumpulan ibu-ibu rumah tangga Kampung Bausasran. Kegiatannya mengurus tanaman dan sayuran di satu ymhalaman rumah yang disulap menjadi lahan khusus tanam sayuran.
“Lahan berukuran sekitar 10x8 meter itu kini penuh dengan berbagai tanaman sayuran, mulai dari salada, kubis, sawi, kembang kol, cabe, terong, pare, dan tomat. Tanaman sayur itu ditanam oleh warga. Saat panen juga warga yang menikmati" ujar Winaryati selaku pengelola kampung sayur tersebut.
Warga yang ingin sayuran, lanjutnya, bisa langsung memanen sendiri kemudian memberikan uang sesuai harga yang disepakati. Uang itu akan ditampung oleh bendahara kelompok tani untuk dikelola kembali.
“Anggota kelompok tani yang berminat untuk membeli dipersilahkan untuk memetik hasil pertanian. Uang tersebut dikumpulkan oleh bendahara dan kemudian dikelola untuk meningkatkan pendapatan kelompok” katanya.
Tidak hanya tanaman saja, kelompok tani ibu-ibu ini juga melakukan budidaya ikan lele. Pengelolanya juga adalah ibu-ibu anggota kelompok tani.
Win, sapaan akrabnya menceritakan pembentukan kelompok tani bermula dari program pemerintah yang mendorong warga untuk menjadikan halaman rumah sebagai lahan sayuran. Ibu-ibu Kampung Bausasran tidak semua memiliki halaman yang cukup luas untuk tanaman. Akhirnya warga membentuk kelompok dan mencari satu lahan yang dikelola bersama.
Awal pengelolaan lahan sayuran, warga minta bantuan pada penyuluh pertanian yang ada di Kecamatan Danurejan. Selain itu, warga juga minta bantuan personel TNI dari Kodim Jogja untuk mengembangkan budi daya sayuran hidroponik.
Setelah sekali panen yang memuaskan, warga Bausasran kian antusias untuk terlibat dalam program tersebut. Ada leboh dari 25 pengurus yang kini aktif di Kelompok Tani Gemahripah. Semua anggota melibatkan diri dalam program tanam sayuran itu.
"Ya daripada ngerumpi sinetron di rumah, sekarang ngrumpinya pindah ke lahan sayuran ngobroal soal sayuran," ucap Winaryati.
Setiap hari anggota dijadwal untuk menyiram sayuran. Sepekan sekali semua anggota kerjabakti merawat sayuran. Sementara tiap harinya anggota dibagi tugas untuk menyirami sayuran tiap pagi dan sore.
Menurutnya memang belum seberapa hasil penjualan panen sayuran yang di taman warga. Paling tidak, kata dia, saat ini warga tidak lagi membeli sayuran ke warung atau ke pasar. Warga yang butuh sayur langsung memetik dan membayarnya ke bendahara kelompok.
Namun pada saat masa pandemi seperti saat ini Kampung Bausasran tidak banyak dikunjungi oleh rombongan wisatawan karena itu banyak hasil panen yang tidak bisa terjual.
Dirinya bersama warga berinisiatif untuk membagikan hasil panen tersebut kepada masyarakat yang terdampak covid 19, berbagai macam sayuran dibagikan seperti terong, sawi, cabai dan lainnya.
Ia mengatakan satu kali panen masyarakat dapat memanen puluhan kilo, sedangkan masyarakat dapat memanen dua kali seminggu.
"Kalau dipanen semua tiap dua minggunya bisa mencapai 1 kuintal, tetapi kami kan tidak memanen seluruhnya kita panen secara bertahap," katanya.
Saat ini tidak hanya masyarakat Bausasran yang mendapatkan bantuan sayuran, tetapi dari kampung sayur Bausasran dibagikan ke kampung-kampung lainnya.
"Kami bagikan ke wilayah lain seperti Wirogunan, Semaki, dan nanti kami bisa menyumbangkan haill panen ke wilayah lainnya," katanya. (Han)