250 Pedagang Pasar Tradisional Jalani Rapid Test

Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan rapid test secara acak dengan sasaran pedagang di sejumlah pasar tradisional. Rapid test dilakukan selama dua hari yakni Rabu (3/6) dan Kamis (4/6) dengan total sampel 250 pedagang dari 10 pasar tradisional.

Pelaksanaan rapid test di hari pertama kemarin berhasil mengambil 147 sample darah dari pedagang pasar tradisional. Sementara hari ini ada sekitar 103 sample yang diambil.

“Para pedagang sangat antusias mengikuti rapid test ini, mereka ingin mendapat pelayanan ini, bahkan meminta ditambah jumlahnya namun kita harus mengikuti metodologi yang dilakukan UGM,” ucap Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat meninjau pelaksanaan Rapid Test di Pasar Beringharjo pagi ini, Kamis (4/6/2020).

Pasar Beringharjo Timur menjadi lokasi dengan sampel terbanyak yakni 89 orang, Pasar Giwangan 36 orang, Pasar Kranggan 25 orang, Pasar Demangan 24 orang, Pasar Kotagede 21 orang, Pasthy 18 orang, Pasar Serangan 13 orang, Pasar Sentul 13 orang Pasar Pathuk 9 orang dan Pasar Karangwaru 4 orang.

Proses pengambilan sampel darah sebagian besar dilakukan di sejumlah Puskesmas dengan mengundang para pedagang. Sementara khusus di Pasar Beringharjo dilakukan di lantai tiga karena ada tempat yang mencukupi untuk dilakukan rapid test.

Pihaknya belum bisa memberikan keterangan terkait hasil rapid test yang sudah digelar di hari pertama kemarin, karena harus menunggu proses pemerikasaan yang dilakukan tim dari UGM.

“Harapannya tidak ada kasus baru, dan di Kota Yogyakarta memang sudah mulai landai, untuk hasil dari rapid test ini kita tunggu saja nanti setelah semua proses sudah dilakukan teman-teman dari UGM,” paparnya.

Namun begitu, jika ditemukan ada yang reaktif maka akan langsung dilakukan test swab kepada pedagang yang bersangkutan itu. Upaya tracing juga akan terus dilakukan untuk mempercepat pengendalian kasus.

Rapid test di pasar tradisional dilakukan untuk memetakan sebaran Covid-19 yang belum terdeteksi oleh jangkauan Puskesmas dan Rumah Sakit. “Selain itu juga untuk memastikan ada tidaknya kasus baru karena beberapa minggu ini cenderung landai dan hanya berasal dari pasien dari klaster yang sudah ada,” terangnya.

Sementara itu untuk mengantisipasi terjadinya sebaran Covid-19 di Pasar Tradisional Pihaknya melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan sudah melakukan sejumlah langkah seperti pembatasan jam operasional pasar dan penerapan physical distancing.

“Memang masih membutuhkan penyempurnaan, dan nanti akan kita perketat saat penerapan new normal. Terutama membatasi kontak fisik antara pedagang dengan pembeli dan penerapan jalan satu arah di dalam pasar,” jelasnya.

Warsiti salah satu Pedagang Pasar Beringharjo mengaku, pengunjung pasar mulai ramai lagi dibandingkan dengan awal Maret yang lalu. Pihaknya berharap, kasus Covid-19 segera berakhir sehingga kondisi pasar kembali normal.

“Sekarang masih tetap jualan, tapi cuma sampai jam satu siang saja” paparnya. (Tam)