Tingkatkan Kualitas Lingkungan di Tengah Pandemi

Setiap tanggal 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Sedunia, termasuk Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas LIngkungan Hidup mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momentum itu untuk memperbaiki lingkungan di tengah pandemi Covid-19.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2020 ini mengusung tema Biodiversity, dengan taglineTime for Nature”.

“Bertepatan dengan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, marilah kita bersama-sama memelihara keanekaragaman hayati, menjaga pemanfaatannya secara berkelanjutan, serta terus menjalankan upaya menjaga keseimbangan manusia dan alam,” ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Suyana, Jum’at (5/6/2020).

Di tengah Pandemi ini masyarakat diimbau untuk lebih banyak berada di dalam rumah, hal itu  diharapkan bisa mengurangi aktivitas kendaraan di Kota Yogyakarta sehingga bisa membantu memperbaiki kualitas lingkungan termasuk udara.

“Justru sekarang ini sebetulnya adalah kesempatan kita untuk memperbaiki lingkungan terutama dengan mengurangi aktivitas diluar dengan kendaraan bermotor, itu sudah mendukung perbaikan kualitas udara,”.

Suyana menyampaikan dengan menurunnya aktivitas masyarakat berdampak pada kualitas udara di Kota Yogyakarta dalam beberapa bulan terakhir.

“Kualitas udara menjadi baik, hijau dalam indikator kami. Jumlah kendaraan tentu sangat berkurang dan ternyata terbukti mampu menurunkan polutan pada udara,” paparnya.

Terlebih saat menghadapi musim kemarau nanti Suyana mengingatkan, biasanya akan berdampak pada meningkatnya ukuran partikel debu dalam udara.

Selain itu, di tengah pandemi ini Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat bisa memanfatkan waktnya selama di rumah untuk mengembangkan lingkungan rumahnya masing-masing seperti untuk menanam sayuran atau membuat pupuk kompos.

“Untuk menghilangkan rasa jenuh bisa mengisi waktu dengan menanam di sekitar rumah hal itu juga akan berdampak pada lingkungan,” sambungnya.

Belakangan Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi juga sudah meresmikan relawan hijau di sejumlah kampung, harapannya kegiatan itu bisa mengisi waktu di rumah. Selain itu hasilnya juga bisa dibagikan kepada tetangga yang membutuhkan.

Namun Suyana juga berharap karena musim kemarau akan segera tiba, kegiatan cuci tangan tetap dilakukan dengan membuat saluran air bekas cuci tangan dengan lubang biopori sehingga air akan meresap dan bisa dimanfaatkan lagi.

“Kondisi tanah di Kota Yogyakarta berpasir saat kemarau nanti akan cepat meresap air, cukup dibuat lubang biopori dengan lebar antara 30 cm dan garis tengah 10 cm sudah sangat cukup,” kata Suyana.

Suyana menyebut selama pandemi aktivitas masyarakat berkurang jumlah volume sampah pun juga berkurang hingga 20 persen. Justru dengan kegiatan di rumah tidak ada peningkatan jumlah sampah salah satunya karena tidak ada aktivitas wisatawan yang kemudian warung makan banyak yang tutup.  (Tam)