Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Jadi Bekal Yogyakarta Songsong Kebangkitan

Minggu (7/6/2020) Pemerintah Kota Yogyakarta memasuki usia 73 tahun. Di tengah Pandemi Covid-19 momentum itu diharapkan menjadi pemicu semangat Pemerintah dan Warga Kota Yogyakarta untuk terus berkolaborasi menghadapi wabah Corona.

Pandemi yang sudah berlangsung beberapa bulan itu memberikan dampak yang cukup berarti bagi Kota Yogyakarta yang sebagian besar penghasilan warganya bersumber dari sektor pariwisata.

Meski begitu, Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen untuk terus hadir di tengah masyarakat dalam menghadapi situasi sulit seperti sekarang ini. Gotong Royong antara Pemerintah dan warga pun diyakini menjadi modal bagi Kota Yogyakarta menyongsong era kebangkitan.

Sebab itu Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menjelaskan, HUT Pemerintah Kota Yogyakarta ke 73 mengambil tema “Hamemayu Hayuning Praja, Hamemangun Raharjaning Kutha”.

“Dalam suasana pandemi walaupun sederhana tapi semangat Pemerintah Kota dan tentunya juga warga Kota Yogyakarta tidak boleh kendor, termasuk juga dalam upaya mencegah dan menangani Covid-19,” ucap Haryadi, Sabtu (6/6/2020).

Pihaknya memastikan Pemerintah Kota Yogyakarta akan selalu hadir di tengah warga dengan terus melayani dan melindungi di tengah masa pandemi ini. “Kami mohon doa dan restu warga Kota Yogyakarta untuk terus senantiasa bisa menangani Covid-19 dengan sebaik-baiknya,” kata Haryadi.

Pada momentum tersebut Haryadi juga mengajak warga Kota Yogyakarta untuk tetap semangat dan membangkitkan optimisme Pemerintah Kota Yogyakarta untuk terus melayani dan mengedepankan fungsi pelayanan dengan sebaik-baiknya.

“Meski dalam keterbatasan, seperti adanya Work From Home dan Belajar Dari Rumah bagi para siswa dan guru, semua ini harus kita hadapi dengan optimisme untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik baik warga,” tandasnya.

Disisi lain Haryadi mengingatkan, meski kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta landai dan tergolong masih bisa dikendalikan dengan baik, kewaspadaan terhadap penyebaran virus dari kota Wuhan itu harus tetap ditingkatkan.

“Kita harus tetap waspada tapi jangan panik, tetap yakin dan optimis bahwa dengan kebersamaan dan nilai-nilai lokal yang dimiliki, kita akan mampu melewati dan menghadapi ini dengan baik,” terangnya.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan, Pemerintah Kota Yogyakarta siap fasilitasi kebangkitan masyarakat dari Pandemi Virus Corona.

“Bersamaan dengan hari jadi Pemerintah Kota Yogyarta di tengah pandemi ini kami ingin kehadiran Pemerintah bisa dirasakan oleh masyarakat dengan membawa kemajuan, kesejahteraan dan kebangkitan. Baik masyarakat secara umum, maupun pelaku ekonomi, pariwisata, dunia pendidikan, dan seterusnya,” ucap Heroe.

Heroe mengapresiasi bagaimana partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam mengatasi, mencegah, dan menyelesaikan sejumlah persoalan di lapangan sangat bisa dirasakan.

“Bahkan sejak awal kepedulian warga sudah terlihat mulai dari penyediaan tempat cuci tangan, penyemperotan desinfektan, hingga solidaritas untuk saling membantu sesama warga ditunjukkan dengan sejumlah aksi,” ujarnya.

Aksi solidaritas warga Kota Yogyakarta di tengah pandemi dinilai sangat tinggi diantaranya  ditunjukkan melalui aksi “ngluwihi lan mbagehi”, Relawan Mengajar, Relawan Hijau hingga Aksi berbagi sayuran seperti di Kelurahan Wirogunan.

“Hal seperti inilah yang akan menjadikan Kota Yogyakarta bisa bangkit bersama-sama. Ini sebagai karakter Yogyakarta, kekuatan utama Yogyakarta adalah masyarakat,” paparnya.

Disisi lain, Heroe Poerwadi yang juga sebagai Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta mengaku telah menyiapkan langkah menuju New Normal.

Untuk mencapai kehidupan baru tersebut, Heroe memastikan masyarakat harus ikut terlibat agar semua sektor cepat bangkit, baik sosial maupun ekonomi.

"Kita harus menjadikan momentum kebangkitan ini untuk membangun Yogyakarta dengan protokol yang baru," imbuhnya Heroe.

Heroe Poerwadi, menyampaikan new normal adalah dimana social distancing akan dilonggarkan secara perlahan-lahan akan tetapi physical distancing dan pelaksanaan pola hidup dan sehat (PHBS) akan diperketat.

"Lebih pas jika new normal ini disebut new protokol, jadi ketika sosial distancing dilonggarkan seperti kegiatan ekonomi akan perlahan dibuka yang akan diperketat adalah physical distancingnya,” jelas Heroe.

Penerapan protokol baru ini seluruh masyarakat Kota Yogyakarta wajib mematuhi protokol baru tersebut sebagai syarat untuk menggelar segala aktivitas.

“Saat aktivitas masyarakat mulai meningkat maka harus dibarengi dengan penerapan protokol yang ketat agar potensi sebaran virus corona tidak meluas" ujarnya. (Tam)