Warga Patangpuluhan Kembangkan Lorong Sayur

Gagal ikut lomba lorong sayur lantaran adanya pandemi covid 19 tidak membuat warga Patangpuluhan putus asa dalam mengembangkan lorong sayur di daerahnya.

Dengan kegigihan warga sekitar lorong sayur yang awalnya hanya beberapa petak saja kini telah berkembang lebih luas, dengan memanfaatkan lahan kosong yang awalnya akan digunakan untuk membangun kantor Kelurahan Patangpuluhan.

"Kita memang gagal ikut lomba, tetapi kami adalah juaranya ini untuk menyemangati warga agar tetap mau ikut serta dalam pengembangan loring sayur," kata Ketua RW 07 Patangpuluhan, Heli.

Lorong sayur di wilayahnya saat ini sudah berkembang pesat dan sudah mulai panen beberapa kali, awalnya warga mencoba bertani menggunakan sepetak tanah.

"Karena antusiasme warga, tanah kosong ini yang awalnya akan dibangun kantor kelurahan dalam kondisi tidak terawat banyak rumput berduri lalu ada pohon besar di tengahnya," ujarnya.

Bersama warga lainnya pihaknya mencoba memperluas lahan dengan melakukan kerjabakti bersih-bersi di tanah tersebut dan mulai menanam berbagai macam tanaman seperti jagung manis, terong, cabai, kacang panjang dan lainnya.

"Di belakang kami ada kolam lele yang kurang lebih sudah ada 2 ribu lele di kolam tersebut. Kami juga sudah beberapa kali panen dan dibagikan kepada warga sekitarnya," katanya.

Saat mengembangkan lahan ini pihaknya mengalami kesulitan irigasi lantaran di tengah-tengah perkotaan tidak ada saluran irigasi. Lalu ada bantuan dari masyarakat berupa pompa air, dan satu diantara warga merelakan sumurnya untuk dijadikan sumber pengairan.

"Kami warga sekitar khawatir karena lahan ini akan dibangun kantor kelurahan, memang tidak dalam waktu dekat tetapi tetap menjadi kekhawatiran warga karena bercocok tanam ini menjadi hiburan warga," ucapnya.

Saat masa pandemi seperti saat ini lorong sayur dimanfaatkan untuk membantu warga yang terdampak covid 19, hasil panen dibagikan ke warga-warga yang membutuhkan sehingga ketahanan pangan dapat terwujud.

"Kita tidak tahu pandemi ini kapan selesainya, dengan adanya lahan ini paling tidak membantu walaupun sangat kecil," imbuhnya.

Heli menambahkan seriap harinya warga bergantian merawat tanaman sayur dan lele. "Semua inisiatif warga, ibu-ibu biasanya melakukan pembibitan, lalu bapak-bapak pekerjaan yang sedikit lebih berat seperti mencangkul," imbuhnya.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi melakukan kunjungan ke Patangpuluhan mendapatkan cerita warga yang khawatir ia menenangkan warga.

"Jangan khawatir pembangunan tidak akan dalam waktu dekat, karena tidak mungkin jika dilakukan sekarang atau tahun depan kemungkinan pada 2022 baru bisa dibangun," katanya.

Heroe juga sempat berkeliling di area Patangpuluhan hingga turun ke dekat sungai code yang telah disulap menjadi tempat rekreasi warga. Terdapat gazebo, dan ruang terbuka untuk anak-anak bermain.

"Besok kalau memang harus pindah bisa diarahkan ke bawah (dekat sungai) karena masih banyak lahan di sana, dan dekat dengan air, ini bisa menjadi tempat rekreasi," katanya.

Ia berharap kelompok tani di Patangpuluhan dapat mencontoh kelompok tani lainnya yang telah berjalan beberapa bulan bahkan tahun.

"Saya harap di Patangpuluhan ini dapat mencontoh di Bausasran, Cokrodiningratan dan lainnya karena saat pandemi hasil dari lorong sayur ini dibagikan ke warga sekitar. Tidak hanya satu kelurahan bahkan ada yang dibagikan keluar kelurahan," ucap Heroe. (Wsp)