Pelaku UMKM Harus Bisa Kembalikan Kepercayaan Masyarakat
Pertama kali yang harus dilakukan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Yogyakarta untuk masa transisi ke tatanan normal baru adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, pada webinar dengan tema transisi tatanan baru: membangkitkan UMKM Yogyakarta, yang diselenggarakan di ruang Yudhistira, komplek Balaikota, Selasa (23/6/2020).
Heroe mentampaikan pada saat ini kunjungan masyarakat ke pusat keramaian seperti malioboro masih mengalami penurunan, dirinya mencatat setiap harinya kurang lebih 500-600 orang berkunjung ke Malioboro.
"Kita sudah punya aplikasi QR Code yang bertujuan untuk memonitoring madyarakat yang berkunjung ke Malioboro, kalau hari-hari hiasa mencapai kurang lebih 5000 orang, kalau untuk hari libur bisa lebih dari itu," katanya.
Ia mengatakan, banyaknya masyarakat yang berkunjung Malioboro belum tentu berhenti untuk berwisata tetapi kebanyakan dari mereka hanya melewati jalan Malioboro.
"Asumsi pertama adalah mengapa orang tidak turun atau berjalan di sekitar Malioboro, dan masih banyak toko yang tutup. Kepadatan jalan belum sebanding dengan perputaran uang, meskipun kita melihat di resto, cafe sudah ada yang penuh tetapi emmang belum merata," paparnya.
Ia menambahkan, dengan demikian apakah masyarakat Yogyakarta belum percaya dengan kondisi atau memang hanya masyarakat Yogyakarta merasa bosan dengan keadaan rumah sehingga keluar rumah.
"Selama kita belum bisa memberi rasa aman dan nyaman di warung, resto, bahkan kota kita masyarakat akan belum berani berkunjung. Kebetulan di Yogyakarta berada di zona hijau atau kuning," ucapnya.
Ia berharap masyarakat bisa memberikan jaminan rasa aman seperti di kantor, tempat umum, atau dsetinasi wisata dengan membuat protokol-protokol kesehatan agar masyarakat merasa aman dan nyaman.
"Langkah pertama kita bangun rasa kepercayaan masyarakat agar mau berkunjung," ucapnya.
Sambung Heroe, langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah Kota Yogyakarta adalah melakukan uji coba atau membuka secara bertahap baik itu di bidang ekonomi, sosial, keagamaan.
"Setelah itu kita buka dari Jogja untuk Jogja, untuk mebangkitkan ikon-ikon Kota Jogja untuk bisa menarik lainnya agar bisa ikut bangkit. Kami konsentrasi di Malioboro dengan harapan jika Malioboro bisa bangkit yang lainnya bisa ikut bangkit," katanya. (Wsp)