PMPS 2007 IKON BUDAYA DAN EKONOMI KERAKYATAN

Tradisi sekaten diharapkan menjadi lokomotif ekonomi kerakyatan. Sebagai salah satu pusat keramaian juga mencerminkan keberagaman budaya di Yogyakarta. Demikian ungkap Walikota Yogyakarta, H. Herry Zudianto dalam sambutannya dalam acara pembukaan Pasar Malam dan Perayaan Sekaten (PMPS) 2007 di Alun-alun Utara pada hari Jumat (23 / 2). Keberagaman kegiatan yang ada di Sekaten dapat ditinjau dari aspek budaya, religi dan ekonomi. Hal ini merupakan pemberdayaanesensi lokal menjadi esensi dalam penyelenggaraan PMPS. Kemampuan menggali kekuatan masyarakat diyakini dapat mendukung tumbuh kembangnya ekonomi. Pembukaan PMPS dimeriahkan dengan tari Sekar Sekati dari komunitas tari Suryo Kencono. Tarian tersebut memiliki makna doa untuk masyarakat Yogyakarta untuk mencapai kehidupan yang damai, makmur dan sejahtera. Pembukaan dilakukan oleh Asisten I Pemerintah Provinsi DIY, Dahlan Thaib, yang setelah membacakan sambutan Gubernur DIY secara resmi memukul bende tanda secara resmi PMPS 2007 dimulai. Menurut Dahlan, Sekaten adalah perwujudan fenomena mikro dari semangat pemberdayaan ekonomi yang substansinya adalah humanisasi. Lahan ekonomis sekaten memberikan ruang bagi kalangan sesuai kapasitas modal dan ragam produk. Dahulu mereka yang ke Sekaten bertujuan untuk mendengarkan dakwah para ulama sementara bagi para petani menjadi upaya spiritual untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Selanjutnya Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta, Hj Dyah Suminar memotong pita pada pintu masuk arena PMPS, yang diikuti para pejabat masuk dan melakukan peninjauan stand pameran. PMPS akan dilaksanakan hingga 31 Maret. Untuk masuk arena PMPS setiap pengunjung dikenakan tiket Rp 1.500 atau Rp 2.000 pada akhir pekan.