Tahun ini Tren Kasus Demam Berdarah Mengalami Penurunan
Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Yogyakarta menurun pada tahun 2020 ini. Bahkan data per Juli ini menunjukkan hanya terdapat 249 kasus dengan nol kematian atau peringkat ke-empat di DIY.
“Biasanya kita di DIY masih terhitung tinggi, namun Alhamdulillah kini angkanya berangsur turun, kota Yogyakarta berada di atas Kulon Progo dengan 203 kasus, sementara Sleman berada di angka ketiga dengan 688 kasus,” ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Yogyakarta Yudiria Amelia, Selasa (21/7/2020).
Pihaknya mencatat Juni 2020 hanya terdapat 10 kasus, angkanya mengalami penurunan sejak Februari dengan jumlah kasus 72, Maret 58 kasus, April 50 kasus, dan Mei 27 kasus
“Lonjakan kasus memang sempat terjadi di awal tahun pada Januari dengan 34 kasus meningkat pada Februari menjadi 72 kasus,” urainya.
Sementara sebaran kasus menurut kelurahan terjadi di sejumlah wilayah, pada 2020 Gedongkiwo menjadi lokasi dengan kasus tertinggi yakni 26, disusul Pandeyan 23 kasus, Rejowinangun 21 kasus, Suryodiningratan 17 kasus, Keparakan 12 kasus dan Brontokusuman 10 kasus.
“Brontokusuman mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019 yakni sebanyak 29 kasus dan menjadi yang tertinggi saat itu,” ucapnya.
Dikatakan, jika dilihat dari jumlah penderita per kelompok umur maka anak dengan usia diantara 7 sampai 12 tahun masih menjadi kelompok yang paling tertinggi terkena DB, yakni sebanyak 24.9 persen pada 2019 dan 23,6 persen pada 2020 ini.
Pihaknya mengungkap strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam menekan DB masih terus dilakukan, diantaranya yakni dengan respons cepat apabila terjadi kasus DBD oleh Surveilans Kelurahan dan TGC Puskesmas.
Selain itu dilakukan pelaksanaan PSN dan Pemantauan Jentik dengan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Community Deal DBD secara optimal di tingkat RW dan Kelurahan, Kerjasama dengan EDP/WMP dengan nyamuk Ae Aygepti ber-wolbacia.
“Pada 6 April 2020 juga ada pelaksanaan Pencegahan dan Pengandalian DBD dalam situasi Pandemi 19 di lakukan dengan protokol kesehatan,” paparnya. (Tam)