Wawali Minta Pedagang Hewan Kurban Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19

Wakil Walikota Yogyakarta yang juga merupakan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengimbau pedagang hewan kurban di Kota Yogya agar menerapkan protokol kesehatan covid-19 secara ketat. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisasi dan menekan penyebaran virus tersebut.

"Selain menyediakan tempat cuci tangan dan wajib pakai masker, para pedagang juga harus menyiapkan alur keluar masuk agar tidak terjadi penumpukan pembeli," ujarnya saat meninjau lapak hewan kurban yang berada di jalan Pramuka, Senin (27/7/2020).

Selain itu, padagang juga harus menjaga kebersihan kandang hewan. "Paling tidak dilakukan pembersihan dua kali sehari tiap pagi dan sore hari," bebernya.

Sedangkan untuk hewan kurban yang sakit agar dikarantina terlebih dahulu, serta agar pihak penjual menghubungi dokter hewan agar hewan mendapat perawatan secara intensif.

"Hewan yang sakit agar dikarantina serta di obati secara intesif, minimal dua hari sekali ada dokter hewan yang melakukan pemantauan," katanya.

Pada kesempatan tersebut Wawali mengimbau agar warga untuk memotong hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan. Hal ini untuk mengurangi kerumuman warga dimasa new normal saat perayaan Idul Adha.

Ia menjelaskan prosesi pemotongan hewan di masjid atau lapangan kerap menimbulkan kerumuman warga yang hendak menonton. Warga juga biasa bergerombol untuk memotong daging kurban bersama-sama.

"Kalau bisa tahun ini dipotong di RPH Giwangan. Warga tinggal menunggu ambil hasil potong. Ini salah satu penerapan protokol kesehatan sebagai antisipasi penularan covid-19," ujarnya.

Ia juga menjelaskan jika panitia penyelenggara wajib memiliki Satgas Covid-19.

"Itu syarat kami untuk memberi rekomendasi mereka bisa menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban," jelasnya.

Satgas Covid ini yang nantinya akan memastikan protokol kesehatan diterapkan di situ salah satunya Physical Distancing.

Menurutnya, bila dilakukan oleh penyembelih profesional satu ekor lembu hanya membutuhkan dua orang petugas saja agar Physical Distancing bisa diterapkan. "Kalau kambing rata-rata satu petugas saja sudah cukup," ujarnya. (Han)