Walikota dan Wakil Walikota Tinjau Langsung Proses Pemotongan Hewan Kurban di RPH Giwangan

Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti didampingi Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi melihat secara langsung proses penyembelihan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan Kota Yogyakarta.

Pada kesempatan tersebut ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menggunakan kantong kresek dan plastik sebagai pembungkus daging saat pendistribusian daging kurban. Ia menyarankan agar daging dibungkus menggunakan besek atau wadah dari anyaman bambu.

"Untuk distribusi daging, saya minta agar menggunakan bahan yang ramah lingkungan seperti menggunakan besek, jangan menggunakan kantong plastik karena tidak ramah lingkungan," katanya di lokasi, Jumat (31/7/2020)

Selain itu ia meminta masyarakat untuk tidak mencuci jeroan hewan kurban di sungai, sebab, lanjutnya, kotoran hewan kurban dapat mencemari sungai dan efeknya pada daging yang akan dikonsumsi juga menjadi tidak sehat.

“Karena air sungai kotor. Nanti kalau jeroan diolah bisa menimbulkan penyakit karena banyak penyakit yang dibawa oleh air di sungai," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto, mengatakan jika pihaknya telah melakukan kesiapan terkait protokol kesehatan, seperti mengatur ritme pemotongan hewan kurban, serta pembersihan tempat potong.

“Kami juga telah menyiapkan protokol kesehatan seperti alur masuknya, kita desain agar  H-1 hewan kurban yang masuk kita sudah bisa mengkondisikan tempat mana yang digunakan untuk sapi dan mana yang digunakan untuk kambing,” jelasnya.

Selama pemotongan hewan kurban, aturan kesehatan lain juga tetap ditegakkan yaitu menjaga kebersihan dan mengenakan masker.

Selain kesiapan terkait protokol kesehatan, pihaknya juga telah menyiapkan beberapa petugas yang siap bertugas selama hari raya kurban.

“Kami siagakan secara penuh di posko petugas yang bertugas untuk memantau kegiatan yang ada di RPH Giwangan mulai dari pemotongan sampai pendistribusani, termasuk juga memantau pelaksanaan pengawasan yang dilakukan dilokasi wilayah seperti di Kelurahan dan Kecamatan,” katanya.

Tak sampai disitu, pihaknya juga telah menyiapkan 4 armada yang bertugas untuk mendistribusikan daging jika ada panitya yang menghendaki dagingnya diantarkan.

“Driver kami juga sudah siap, ada 4 armada yang kami siapkan untuk distribusi daging seandainya ada panitya atau penyelenggara yang menghendaki diantarkan dagingnya ke lokasi,” jelasnya.

Sementara untuk hari lebaran dan hari tasrik, RPH Giwangan tetap melayani pemotongan untuk umum. ”Selama hari raya kurban hingga hari tasrik, kami masih melayani pemotongan umum, jadi yang reguler untuk konsumsi pasar tradisional tetap kita berikan kuota untuk tetap bisa memotong di RPH Giwangan,” ungkapnya.

Sugeng mengungkapkan untuk menjaga kualitas daging hewan kurban, hewan kurban akan di istirahatkan terlebih dahulu selama 12 jam.

“Sebelum di sembelih, hewan minimal kita istirahatkan dulu sekitar 12 jam, ada kandang istirahat di sebelah utara dan selatan, tujuan diistirhatkan agar ada relaksasi sehingga ketika dipotong lebih mudah, ini juga berpengaruh pada kualtias daging,” jelasnya. (Han)