Warga Pilahan Sulap TPS jadi Kebun Sayur

Warga Kampung Pilahan, RT 14 RW 13 Kelurahan Rejowinangun menyulap tempat pembuangan sampah ilegal menjadi kebun sayur. Dimulai sejak 2018 secara swadaya, kebun sayur bernama Seledri Amigo kini hasilnya bisa dinikmati warga setempat.

Penggerak Kebun Sayur Seledri Amigo Suwanto, mengaku lahan tersebut awalnya sangat kumuh, tanpa pengelola dan aroma sampah yang menyengat kerap membuat warga tidak nyaman.

Akhirnya, sambung Suwanto, warga berkomitmen untuk secara gotong royong mengolah supaya lahan menjadi bersih, bermanfaat, dan berdaya guna.

Tidak semulus yang dibayangkan, warga terpaksa jatuh bangun dan tidak jarang harus menelan kegagalan karena rata rata warga tidak berprofesi sebagai petani.

"Namun kami tetap semangat dan pantang menyerah, kami belajar terus bagaimana menanam yang baik dan akhirnya berhasil seperti sekarang," ujarnya.

Dikatakan, warga secara swadaya menggunakan dana mandiri untuk membiayai kebun tersebut, mulai dari pembelian bibit, tanaman, hingga biaya perawatan," paparnya.

Di Kebun Sayur Seledri Amigo ini warga berhasil menanam sejumlah sayuran, mulai dari cabai, terong, hingga bawang merah.

Sawi pokcoy menjadi produk unggulan karena warga mengolahnya menjadi jus sayur, dikemas lebih menarik dan lebih bernilai jual.

"Saat ini sebagian besar hasilnya memang untuk warga meski ada beberapa komoditas yang dijual seperti bawang merah dan pokcoy," jelasnya.

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mendorong kampung untuk terus produktif dengan menerapkan prinsip Gandeng-Gendong sehingga gerakan pemberdayaan akan semakin mudah dan terarah.

“Rejowinangun mempunyai banyak potensi yang bisa dikembangkan, mulai dari Kebun Sayur, Kampung herbal, hingga kerajinan kulit, jika disatukan akan menjadi kekuatan sekaligus identitas baru,” ucapnya saat panen sayur di Kebun Seledri Amigo sore tadi, Minggu (16/8/2020).

Heroe meminta, supaya semua potensi yang sudah ada bisa dikemas sehingga akan menjadi karakter kampung tersebut. “Sebenarnya yang kita dorong adalah bergandengan dulu antara potensi yang ada sehingga bisa saling terhubung,” imbuhnya.

Saat ini, Pihaknya sedang mempersiapkan tiga kelurahan yang akan diprioritaskan sebagai percontohan penerapan Gandeng-Gendong di Kota Yogyakarta. “Kami berharap semua kampung nantinya memiliki daya tarik masing-masing,” paparnya. (Tam)