Peringati Sewindu UUK DIY Seniman Yogya Gelar Pameran
Wakil Walikota Yogyakarta, Drs. Heroe Poerwadi, MA, menghadiri Peringatan Sewindu Undang-Undang Keistimewaan (UUK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan pembukaan pameran seni yang diselenggarakan di Grahatama Pustaka, Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY, pada Senin (31/8/2020).
Pameran ini menampilkan karya seniman Yusman berupa 7 patung presiden Republik Indonesia dan relief-relief perjuangan para pejuang Yogya.Selain patung terdapat juga karya lukis dan foto dari para seniman-seniman Yogya.
Berbagai karya seni tersebut merupakan karya-karya para maestro, dan juga para seniman dari komunitas-komunitas seni, seperti Ikatan Istri Seniman Yogyakarta (IKAISO), Sanggar Bambu, Sanggar Dewata, Komunitas Seni Sakato, Asosiasi Pematung Indonesia (API), dan Ikatan Pematung Indonesia (IPI).
Rangkaitan kegiatan Sewindu UUK DIY akan digelar selama sebulan, dengan berbagai rangkaian acara seperti pagelaran Gending Keistimewaan, Tari Keistimewaan dan Theme Song Peringatan Sewindu UUK DIY.
Peringatan Sewindu UUK DIY dibuka oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Pada peringatan UUK DIY tersebut, Sri Sultan Hamengku Bowno X memaparkan sejarah panjang perjalanan keistimewaan DIY.
Menurutnya, status istimewa yang melekat dalam diri Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan bagian integral dalam sejarah pendirian negara-bangsa Indonesia. Peran besar Yogyakarta di saat negara ini mengalami masa kritis pada awal revolusi kemerdekaan telah terukir secara nyata dalam bingkai sejarah nasional Indonesia.
Kontribusi yang diperankan oleh Yogyakarta ini jelas tidak terlepas dari pilihan sadar Sultan Hamengku Buwono IX dan Adipati Paku Alam untuk menjadi bagian dari Republik Indonesia. Pilihan yang diambil oleh keduanya tidak lain adalahupaya melindungi simbol-simbol negara-bangsa di masa awal kemerdekaan dan usaha untuk menjaga kebinekaan serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sri Sultan Hamengku Buwono X juga berpesan, bahwa peringatan Sewindu UUK DIY merupakan ajang untuk merefleksikan kembali semangat keistimewaan DIY. Semangat keistimewaan DIY harus mewujud dalam berbagai aspek kehidupan, dimana pejabat harus menjadi pelayan yang baik, dan bagi masyarakat bagaimana sikap-sikap perjuangan, kesederhanaan, dan semangat gotong royong, semangat-semangat melebur dalam kebersamaan menjadi kekuatan.
“Kita sebagai bangsa jangan membedakan agama dan asal-usul. Karena dalam karakter perjuangan 1946-1949 itu kita guyup rukun dari semua etnik yang ada di Yogya, tanpa membedakan asal-usul dan agama,” tegas Sri Sultan Hamengku Buwono X.
“Pameran ini diikuti oleh para Maestro seni, seperti Edi Sunarso, Saptono, Kasman KS, Tino Sidin, Aning Prayitno, Edi Sunaryo, Joko Pekik, Suwaji, Nasirun, Dr. Suwarno Wisetrotomo, MM, Dr. Sri Margana, dan masih banyak maestro-maestro seni lainnya,” jelas Yusman.
Yusman, seniman yang juga penggagas pameran inimengatakan, pameran ini dilakukan untuk menumbuhkan semangat keistimewaan bagi generasi muda, serta upaya untuk merevitalisasi kekompakan seniman di masa perjuangan RUUK pada tahun 2007-2012 silam.
Terkait penyelenggaraan pameran seni, Tazbir SH, M.Hum, selaku ketua penyelenggaramengatakan acara ini akan digelarselama sebulan(31 Agustus sampai dengan 30 September 2020). Selama sebulan penuh acara ini akan diisi dengan berbagai kegiatan, seperti peluncuran karya-karya (buku, lagu, gendhing, tari), diskusi, bedah buku, foto, serta promosi wisata keistimewaan.
“Dengan digelarnya Peringatan Sewindu UUK DIY ini, mari kita rawat, kita jaga keistimewaan ini. Mari kita jadikan Yogya ini betul-betul istimewa dalam tiga, istimewa dalam pendidikan, istimewa dalam budaya, dan istimewa dalam pariwisata.Nah, itu tiga poin penting yang harus dijaga, karena ketiga hal tersebut adalah pilarnya Yogyakarta.
Jika dalam tiga hal ini kita istimewa maka kita memiliki daya tarik yang kuat. Saat ini memang kita sudah kuat, tapi kita berharap bisa lebih kuat dari sekarang, mengingat saat ini banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti wabah virus Covid-19, dimana hal itu sangat berimbas pada sektor pariwisawta kita. Maka dari itu kita harus pelan-pelan dan berusaha keras menyiasati agar dunia pariwisata kita bangkit kembali,”tegasTazbir. (Muc)