Yogyakarta Luncurkan Buku Praktik Baik Pembelajaran dari Rumah
Sebanyak 26 kepala sekolah SMP dan MTs yang tergabung dalam forum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Yogyakarta, menulis buku tentang pengalaman mereka selama pembelajaran jarak jauh di era pandemi Covid-19.
Buku setebal 418 halaman tersebut berisi tentang inovasi dan kreativitas dalam mengelola pembelajaran dari rumah yang telah berlangsung sejak pertengahan Maret hingga Juli tahun ini.
Ketua MKKS Kota Yogyakarta Hidayat Umar menjelaskan, ide penulisan buku berawal dari cerita pengalaman masing-masing kepala sekolah saat menjalankan pembelajaran jarak jauh. Didokumentasikan dalam bentuk buku untuk berbagi pengalaman.
“Ada keunikan dari para guru selama pembelajaran jarak jauh, belum ada panduan pembelajaran daring sehingga kami terus berkreasi supaya anak-anak tertarik belajar,” ucapnya.
Hidayat Umar yang juga sebagai Kepala Sekolah SMP N 2 Yogyakarta mengungkapkan, proses pengerjaan buku memakan waktu satu bulan, dan awalnya hanya ada 10 kepala sekolah yang bersedia menulis.
“Awalnya memang kurang percaya diri, namun setiap materi yang ditulis kami bagikan di group Whatsapp sehingga temen-temen yang lain tertarik, akhirnya mau menulis,” paparnya.
Dikatakan, buku tersebut merinci 26 pengalaman menarik dari masing-masing kepala sekolah. Selama pandemi, pembelajaran dilakukan melalui interaksi virtual, dan dituntut supaya pembelajaran tetap berjalan baik.
“Guru tidak hanya melaksanakan tugas dengan google classroom saja, kami harus membuat terobosan dengan konten dan cara menarik, apa saja permasalahannya inilah yang kita tulis,” urainya.
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat melaunching buku tersebut mengapresiasi terobosan yang dilakukan para kepala sekolah, menurutnya kreativitas dan inovasi sangat penting dalam situasi pembelajaran dari rumah.
“Mereka menulis pengalamannya dalam bentuk buku, dan ini sangat bagus, nanti akan saya sampaikan ke Kementerian Pendidikan, sekaligus minta masukan apakah sudah sesuai dengan harapan pemerintah,” paparnya.
Haryadi berharap buku tersebut bisa menjadi referensi dan motivasi para guru dalam melaksanakan pembelajaran dari rumah. Selain itu, Pihaknya juga berharap buku tersebut juga dibaca oleh para orang tua murid.
“Selain kita bagikan ke pemangku kepentingan, juga kami sediakan di perpustakaan. Jadi kalau para siswa atau orang tua murid mau membaca bisa ke sana,” jelasnya.
Di sisi lain, Haryadi belum bisa memastikan sampai kapan proses pembelajaran jarak jauh dilakukan. Sejauh ini Pihaknya sedang menyiapkan infrastruktur, kurang lebih 1280 wastafel akan dipasang di tiap SD dan SMP. (Tam)