Wakil Wali Kota Yogya Terima Piagam Penghargaan Yogya Semesta

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menerima penghargaan pada acara Dialog Budaya dan Gelar Seni “Yogya Semesta” Seri 133. Penyerahan Piagam Penghargaan Yogya Semesta Kepada Para Narasumber dan Penyaji Seni Seri 128-133 di Pendapa Wiyatapraja, Kepatihan, Selasa malam (15/9). Dengan topik “Memaknai Renaisans Yogyakarta Sebagai Gerakan Kebudayaan,” penghargaan juga diberikan kepada, Prof Dr M Baiquni MA, Prof Dr PM Laksono MA, Prof Dr Suwardi Endraswara MHum, Dr Sri Margana MHum, Dr Sarbini MPhil, Ir Budi Martono MSi dan Darmanto, S.Pd, MA.

Wawali Kota Yogya dalam kesempatan tersebut juga menjadi narasumber dalam dialog budaya lintas profesi sebagai komponen “Triple Helix Model Jogja,” yaitu 3K, “Keprajan, Kampus, Kampung,” menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Kota Yogya sedang meredifinisikan kembali tentang apa yang harus dicapai pada saat merencanakan pembangunan.

“Sebenarnya perencanaan di kota ini sudah banyak sekali, ada Renstra (Rencana Strategis) RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), di kelurahan ada Renstra RPJMKEL (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kelurahan), kemudian perencanaan pembangunan kawasan, toponim dan sebagainya. Sudah banyak sekali,” jelas Heroe Poerwadi.

Pada tahun ini Pemkot Yogya sedang membuat tiga model untuk masterplan di kelurahan yang diharapkan pada tahun 2021, setiap kelurahan membuat perencanaan tunggal. Program ini bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), universitas-universitas yang ada di Kota Yogya dan berbagai element masyarakat.

“Teman-teman dari IAI, kampus dan masyarakat kita undang semua untuk bersama-sama bermimpi, mau diarahkan ke mana kelurahan ini, kelurahan perlu diberi fasilitas seperti apa? Kelurahan perlu perangkat-perangkat sosial yang seperti apa?, untuk membawa setiap masyarakat itu merasa sejahtera,” katanya.

Hal itu dilakukan sebagai upaya Pemkot Yogya mendorong kampung untuk menjadi basis kekuatan sosial dan kekuatan pembangunan, sebab kampung mempunyai identitas kultural yang melekat pada dirinya.

Untuk mewujudkan semua itu, Heroe Poerwadi mengajak setiap pemangku kebijakan harus bersama-sama mengejawantahkan setiap mimpi-mimpi atau progam yang sudah dibuat dan sudah ada saat ini, agar semuanya bisa dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

“Perencanaan yang ada ini harus secara konsisten kita bangun bareng-bareng, sebab kalau tidak, kita tidak akan pernah sampai pada apa yang kita impikan,” jelas Heroe.