Pemkot Siapkan Shelter untuk Pasien OTG Covid-19

Pemerintah Kota Yogyakarta menyiapkan shelter atau hunian sementara untuk pasien Covid-19 yang berstatus OTG atau orang tanpa gejala. Rencananya akan mulai dioperasikan Senin (21/9/2020).

Shelter yang berada di Kelurahan Bener tersebut diprioritaskan untuk masyarakat Kota Yogyakarta dengan kapasitas 84 orang. Mekanisme ketentuan siapa yang dapat menempati shelter tersebut masih disusun dan dipertimbangkan dengan melihat situasi masing-masing OTG.

“Tidak semua pasien terkonfirmasi positif tanpa menunjukkan gejala sakit apapun bisa langsung masuk ke shelter ini, nanti ada mekanisme dan rekomendasi dari sejumlah pihak,” ucap Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat meninjau Shelter penanganan Covid-19 di Tegalrejo, Jum’at (18/9/2020).

Haryadi berharap shelter tersebut secepatnya bisa digunakan, namun yang terpenting adalah memastikan terlebih dahulu kesiapan protokol di dalamnya.

“Yang masuk area utama harus menggunakan pakaian OPD level 3, selain itu disini juga akan ditetapkan larangan untuk merokok. Kondisi kamar harus selalu bersih, dan makanan akan disediakan jadi tidak ada aktivitas memasak,” ujarnya.

Haryadi memastikan ketika shelter sudah resmi beroperasi, semua orang yang berada di lingkungan shelter harus menerapkan protokol kesehatan. Ia juga meminta pihak keluarga untuk tidak menjenguk selama masa isolasi.

“Semua yang masuk kesini harus diperiksa dan dipastikan kondisinya. Mereka yang tidak menggunakan atribut pelindung diri yang memadai akan diberikan sanksi,” imbuhnya.

Dikatakan, shelter dibagi menjadi dua area yakni area infeksius untuk pasien melakukan isolasi dan area non infeksius, dan ditambah area dekontaminasi untuk petugas medis yang mengantar pasien.

Tidak hanya mementingkan kenyamanan para pasien OTG, Pihaknya juga memastikan kenyamanan masyarakat yang tinggal di sekitar shelter tersebut.

“Misalnya ambulans ketika masuk dari Jl. Kyai Mojo diminta tidak boleh membunyikan sirine, baik masuk maupun keluar dari shelter sebelum sampai ke jalan raya, supaya situasinya tetap terjaga,” katanya.

Menurut informasi yang diterima Haryadi hingga Jumat (18/9/2020) terdapat 97 kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta. Di mana dalam jumlah tersebut 80 orang OTG dan menjalini isolasi mandiri.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Ariyani menerangkan, pasien akan menjalani isolasi selama 10 hari, apabila tidak diketahui gejala apapun diperbolehkan kembali ke rumah.

“Proses pengantaran pasien, dan pemulangan akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah kami tetapkan,” jelasnya.

Pemantauan kesehatan pasien akan dilakukan secara berkala, untuk menghindari kontak fisik maka petugas medis akan memantau melalui telepon.

Jika diketahui ada pasien yang kondisinya memburuk, maka akan langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat. “Nanti akan ada ambulan yang disiagakan di sini,” imbuhnya.

Emma menerangkan, kebutuhan pasien selama isolasi akan disediakan, termasuk makanan, dan akan diberikan paket yang berisi alat mandi, handuk, vitamin, hingga madu. (Nad)