Strategi Pemkot Yogya Dalam Pengembangan Inovasi dan Percepatan Program Digitalisasi di Kota Yogya
Perkembangan teknologi dalam bentuk layanan digital telah mempengaruhi berbagai sendi kehidupan masyarakat dan roda pemerintahan.
Variasi perkembangan layanan digital di Indonesia menunjukkan akselerasi yang sangat cepat yang pada akhirnya menumbuhkan peluang-peluang ekonomi baru sekaligus tantangan yang menyertainya.
Kecepatan perkembangan layanan digital ini direspon cepat oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dalam berbagai bentuk kebijakan.
Dalam rangka memberikan respon yang tepat dalam menyusun strategi yang terarah guna mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari perkembangan layanan digital di wilayah Kota Yogyakarta, Pemkot Yogya, Bank Indonesia dan Bank BPD DIY telah melaksanakan kerja sama dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengembangkan berbagai program digitalisasi daerah (DD) yang mencakup elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (ETP) dan digitalisasi ekonomi dan keuangan di wilayah Kota Yogyakarta
Salah satu bentuk konkrit dari kerja sama tersebut adalah dengan menyelenggarakan focus group discussion (FGD) tentang sinergi pengembangan, inovasi dan percepatan program digitalisasi daerah untuk menyamakan persepsi terkait digitalisasi daerah ke seluruh dinas pengumpul pendapatan.
Kegiatan ini diadakan selama 2 hari sejak Selasa (22/9/2020) hingga hari ini, Rabu (23/9/2020) di hotel Harper. Dimana hari pertama membahas tentang Elektronifikasi Transaksi Pemerintah dan hari kedua membahas tentang digitalisasi daerah.
FGD kali ini dihadiri Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dan juga para pejabat Pemkot Yogya serta para pelaku usaha yang bergerak di bidang ekonomi digital.
Menurut Wawali di era adaptasi kebiasaan baru pandemi Covid-19 membawa dampak yang signifikan pada perkembangan transformasi digital
"Transaksi belanja online akan mengalami peningkatan pesat, hal ini disebabkan pasar yang berorientasi mobile akan terus meningkat lebih dari 64% dari populasi menggunakan smartphone," bebernya.
Untuk itu, lanjutnya rencana tindak lanjut elektronifikasi Pemkot Yogya adalah melakukan penyediaan Infrastruktur pendukung elektronifikasi transaksi serta penyediaan regulasi terkait percepatan implementasi digitalisasi/elektronik transaksi Pemkot Yogya untuk optimalisasi PAD di semua Organisasi Perangkat Kerja Penghasil Pendapatan
"Selain itu kami juga rutin melakukan edukasi terkait digitalisasi kepada masyarakat untuk penyiapan dan penguatan Kapasitas SDM terkait digitalisasi di Kota Yogya," jelasnya.
Wawali menambahkan untuk mendukung transaksi non tunai di Kota Yogya, Pemkot Yogya juga menjalin dengan beberapa mitra seperti PT Gojek Indonesia.
"Secara keseluruhan transaksi dari 6 pasar di Kota Yogya menunjukkan peningkatan sebesar 33% jika dibandingkan sebelum bekerjasama dengan Gojek," bebernya.
Pasar yang transaksinya cukup mendominasi, lanjutnya, adalah Pasar Kranggan, sedangkan pasar yang masih perlu ditingkatkan lagi transaksinya adalah Pasar Legi Patangpuluhan.
Wawali berharap melalui kegiatan ini Kota Yogya dapat melakukan akselerasi elektronifikasi transaksi pendapatan seperti retribusi dan pajak menggunakan chanel pembayaran non tunai seperti QRIS.
Selain itu, kemarin juga dilakukan launching program SEMAR (Smart Traditional Market). Program SEMAR ini adalah hasil kolaborasi dengan Beringharjo.co.id dan Pemkot Yogyakarta.
Melalui program ini, dilakukan rekrutmen dan training relawan untuk membantu pedagang pasar tradisional berdagang secara online.
Tugas dari relawan ini adalah mendata produk, mengkurasi, foto produk, desain grafis, desain produk, dan kemasan digital marketing, digital branding dan supply chain management sehingga bisa menjadi jejaring online yang kuat.
Ke depan, beringharjo.co.id ini juga akan mengarah ke marketplace yang menghubungkan produk-produk pasar atau offline store agar diperdagangkan secara online. (Han).