Pengembangan Ekonomi Digital di Kota Yogya Lebih Maju Dari Daerah Lain

Asisten Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Republik Indonesia (RI), Rizal Edwin Manangsang melakukan kunjungan ke Kota Yogyakarta, pada Kamis (15/10), di Ruang Bima, Komplek Balaikota Yogyakarta. Kedatangannya diterima oleh Staf Ahli Walikota Bidang Perekonomian, Septi Sri Rejeki didampingi sejumlah jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.

Septi Sri Rejeki menuturkan berbagai hal terkait dengan pengembangan dan percepatan ekonomi digital di Kota Yogya. Menurutnya, tahapan roadmap pengembangan smart city, di Kota Yogya sudah mencapai level 3,  yang berarti telah melampaui dari target yang diharapkan.

“Roadmap pengembangan smart city di Yogya saat ini sudah mencapai level 3, yaitu integrasi data dan pengembangan aplikasi terintegrasi. Di mana hal ini seharusnya dikerjakan pada tahun 2022-2024,” katanya.

Terkait dengan ekonomi digital, Septi menuturkan bahwa hal itu sudah dijalankan dalam program Gandeng Gendong, di mana para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa mendaftarkan produknya di menu Nglarisi yang ada di Jogja Smart Service. Selain itu, baru-baru ini, Pemkot Yogya meluncurkan platfom klarisan.com yaitu pasar virtual hasil Gandeng Gendong Kelurahan Wirogunan, LPMK Wirogunan dan Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. 

Lebih lanjut, Septi menuturkan, Kota Yogya adalah kota industri jasa dan pariwisata. Maka dari itu untuk mendongkrak perekonomian warga, Pemkot Yogya juga menggarap kampung-kampung yang ada di Kota Yogya sebagai destinasi wisata. Selain itu, Pemkot juga sudah menerapkan e-tiket untuk pembelian tiket Taman Pintar. 

Pada kesempatan yang sama, Edwin Manangsang mengatakan bahwa Kemenko Perekonomian akan menyusun strategi nasional untuk menangani ekonomi digital. Kunjungannya ke Yogya, dan juga ke kota-kota lainnya adalah untuk mengumpulkan masukan-masukan terkait perkembangan ekonomi digital di daerah-daerah sebagai bahan untuk menyusun strategi nasional.

Edwin juga mengapresiasi perkembangan ekonomi digital di Yogya yang sudah cukup maju daripada di daerah-daerah lain. “Perkembangan di sini sangat luar biasa ya, e-govermentnya sudah berjalan, e-bisnisnya juga sudah berjalan, dan e-societynya juga sudah jalan,” katanya.

Lebih lanjut, Edwin mengatakan tidak khawatir dengan perkembangan di Yogyakarta, karena semuanya sudah dijalankan oleh Pemkot Yogya. Pemerintah Kota Yogya sudah menjalankan kerja sama dengan berbagai element, baik itu kerjasama antar pemerintah, pemerintah dengan bisnis, pemerintah dengan akademisi dan pemerintah dengan masyarakat.

Meski demikian, menurut Edwin, masih banyak tantangan yang harus dipecahkan, seperti masih minimnya digital talent dan masalah pendampingan. Hal ini karena untuk membangun ekosistem ekonomi digital dibutuhkan digital talent yang dapat mendongkrak perkembangan ekonomi digital itu sendiri.

“Permasalahan minimnya digital talent dan pendampingan ini tidak hanya dialami oleh Yogya, hampir semua daerah-daerah di Indonesia mengalami hal yang sama. Karena untuk membangun ekonomi digital ini kita membutuhkan 9 juta lebih digital talent,” kata Edwin.(Muc)