Pemkot Yogya Terus Genjot Pemulihan Ekonomi di Kota Yogya
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus berupaya untuk memulihkan ekonomi yang ada di Kota Yogya, kali ini Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Yogya yang bekerjasama dengan PT Gojek Indonesia melucurkan program grebeg pasar.
Dalam peluncuran program tersebut juga disediakan cashback/potongan harga untuk ongkos kirim sebesar Rp 10 ribu bagi masyarakat yang membeli produk-produk yang ada di pasar tradisional melalui aplikasi Goshop. Cash back ongkos kirim tersebut tersedia hingga akhir Desember 2020 nanti.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan berjualan online merupakan alternatif keberlangsungan bisnis pasar tradisional selama pandemi Covid-19, ia mentargetkan seluruh transaksi di pasar trandisional bisa kembali pulih
“Dengan adanya potongan harga ongkos kirim tersebut, masyarakat dapat membeli produk – produk yang ada di pasar trandisional tapi tidak terbebani oleh biaya ongkos kirim,” jelasnya di pasar Beringharjo, Senin (26/10/2020).
Ia mengungkapkan saat ini alternatif belanja online melalui aplikasi GoShop bisa diakses di 23 pasar dari total 30 pasar tradisional di Kota Yogya. Penyediaan alternatif belanja secara daring di pasar tradisional dilakukan Disperindag Kota Yogya untuk menjawab tantangan di tengah masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan warga untuk tetap berada di rumah dan melakukan physical distancing.
“Pasar adalah salah satu lokasi yang memiliki risiko penularan wabah yang tinggi. Oleh karenanya, kami siapkan alternatif belanja secara daring, sehingga konsumen tidak perlu datang langsung ke pasar,” jelasnya.
Wawali membeberkan bahwa pihaknya terus memberikan pemahaman ke pedagang untuk aktif berperan dalam program belanja secara daring tersebut, bahkan selama pandemi Covid-19 animo masyarkat untuk berbelanja online meningkat sekitar 80 persen.
Artinya, lanjutnya, di masa pandemi masyarakat tidak berhenti untuk melakukan belanja terutama belanja dengan sistem online.
“Kami tidak henti-hentinya memberikan pemahaman ke pedagang untuk aktif berperan dalam program belanja secara daring ini. Seberapapun efektif dan canggihnya sistem belanja yang dibuat, kalau tidak ada peran aktif pedagang maka tidak akan memberikan banyak manfaat,” katanya.
Beberapa pedagang, lanjutnya, bahkan sudah lancar memanfaatkan menu aplikasi pengiriman barang melalui ojek online (ojol) untuk mengirim pesanan ke konsumen secara langsung.
Sementara itu untuk memutus penularan Covid-19 di pasar tradisional, Kepala Disperindag Kota Yogya, Yunianto Dwi Sutono menjelaskan jika Disperindag Kota Yogya terus melakukan upaya preventif baik secara internal maupun eksternal. Langkah tersebut diberlakukan di seluruh pasar tradisional di kota Yogya guna pencegahan penyebaran covid-19.
“Ada beberapa kebijakan internal dan eksternal yang kami berlakukan. Misalnya penyediaan antiseptik, sabun cuci tangan, hand sanitizer, dan pembersihan secara intensif di lokasi-lokasi yang sering disentuh pengunjung atau pedagang. Upaya ini bersifat preventif,” katanya.
Tak sampai disitu, Ia juga meminta lurah pasar mengecek kondisi sanitasi di tiap pasar, salah satunya wastafel untuk memastikan bahwa fasilitas tersebut berfungsi dengan baik sekaligus menyiapkan sabun cuci tangan.
“Misal ada laporan beberapa wastafel tidak berfungsi dengan baik. Saya langsung meminta agar fasilitas tersebut segera diperbaiki sehingga berfungsi kembali. Harapannya, pengunjung maupun pedagang juga rutin cuci tangan untuk menghindari penyebaran covid-19,” katanya.
Untuk pasar-pasar yang memiliki banyak pengunjung seperti pasar Beringharjo, Pathuk, Kranggan, dan Demangan, pihaknya juga memberlakukan upaya pencegahan lebih, seperti penggunaan thermo gun untuk memastikan pengunjung pasar sedang demam atau tidak.
Ia juga meminta lurah pasar dan petugas keamanan di tiap pasar untuk rutin memberikan edukasi kepada pedagang terkait pentingnya menjaga kebersihan untuk mengantisipasi potensi penyebaran covid-19. (Han)