Pemkot Salurkan Bantuan Sprayer dan APD Dari DMI Pusat
Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan tempat ibadah khususnya masjid, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya menyalurkan bantuan sprayer, disinfektan dan Alat Pelindung Diri (APD) dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat. Penyaluran bantuan ini secara simbolis dilakukan oleh Wakil Walikota Yogya, Heroe Poerwadi kepada Ketua DMI Kota Yogya, Fathoni Siraj, pada Sabtu (31/10) di Masjid Deponegoro, Kompleks Balaikota Yogyakarta.
Wakil Walikota Yogya yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogya mengatakan bahwa bantuan dari DMI ini pada prinsipnya adalah untuk mengingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa pandemi Covid-19 ini belum selesai. Selain itu, bantuan ini diharapkan bisa menjadi media pencegahan Covid-19 di lingkungan tempat ibadah khususnya masjid.
“Semoga bantuan ini bisa dimanfaatkan dengan baik, sehingga kita bisa terhindar dari Covid-19, dan mencegah terjadinya klaster masjid, di mana selama ini kita terhindar dari hal itu,” katanya.
Lebih lanjut, Wawali mengingatkan kepada para anggota DMI untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru dan menerapkan protokol kesehatan.
“Hal ini tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk melindungi orang-orang di sekitar kita,” kata Heroe Poerwadi.
Ketua DMI Kota Yogya, Fathoni Siraj mengatakan bahwa bantuan sprayer, disinfektan dan APD ini adalah bantuan dari DMI Pusat yang disalurkan ke provinsi, kemudian dari provinsi didistribusikan ke wilayah-wilayah, yaitu ke Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo dan Kota Yogya. Masing-masing daerah mendapatkan 90 spayer, 25 APD dan disinfektan.
“Bantuan ini dari DMI Pusat yang disalurkan ke DIY yang kemudian disalurkan ke wilayah-wilayah. Untuk Kota Yogya mendapat 90 spayer, 25 APD dan disinfektan,” kata Fathoni.
Fathoni juga menjelaskan, sementara yang akan dibagikan sprayer dan disinfektan. Masing-masing kelurahan mendapat 2 spayer dan disinfektan. Untuk APD masih dikoordinasikan dengan BAZNAS, karena jumlah APD yang terbatas, dikhawatirkan tidak bisa merata pembagiannya.
“Untuk APD masih kami kordinasikan dengan BAZNAS karena jumlahnya hanya 25 takutnya nanti tidak merata,” kata Fathoni.