Gelar Macapat Untuk Milenial Tumbuhkan Cinta Budaya Lokal
Globalisasi yang terus berkembang membuat generasi muda kini mulai kehilangan identitas budaya mereka sendiri. Generasi muda saat ini lebih tertarik dan cenderung kepada modernitas. Krisis identitas ini harus segera ditanggulangi.
Untuk itu Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogya melaksanakan Gelar Macapat yang ditujukan untuk para generasi milenial. Gladhen Macapat ini dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaa Kota Yogya, Yetti Martanti, pada Senin (9/11) di Ndalem Ngabean Jalan Ngadisuryan No.6 Kraton.
Kegiatan dengan mengedepankan protokol kesehatan ini diikuti oleh anak-anak remaja usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Acara yang bertajuk ‘Menumbuhkan Kecintaan Seni Macapat Bagi Generasi Milenial’ berlangsung selama tiga hari berturut-turut pada hari Senin hingga Rabu tanggal 9, 10, dan 11 November 2020.
Yetti Martanti dalam sambutannya menyatakan, bahwa seni sastra tembang ini menggambarkan perjalanan hidup manusia sejak di alam ruh, fase dilahirkan, tumbuh hingga meninggal dunia dan kembali ke alam ruh. Melalui syair dalam tembang, nilai-nilai luhur dan pitutur bijak disampaikan penuh makna.
“Bait-bait dalam tembang macapat yang memiliki nilai religius tinggi telah digunakan sebagai media penebar kebaikan oleh orang-orang bijak di masa silam. Tembang macapat juga menjadi senandung cinta orangtua kepada anak-anak mereka agar mengerti akan arti kehidupan,” Jelasnya.
Kepala Bidang Sejarah dan Bahasa Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Drs Dwi Hana Cahya Sumpena, menyatakan, gelar macapat ini dari segi pelaksanaanya akan dibawakan lebih ringan dan lebih cair tetapi tanpa meninggalkan atau menghilangkan pakem-pakem yang berlaku.
“Gelar macapat kali ini, pelaksanaannya akan dibawakan lebih ringan dan cair tanpa meninggalkan pakem yang berlaku,” katanya.
Gelar Macapat ini juga menghadirkan narasumber Paksi Raras Alit penembang macapat yang berhasil meramu dan menyajikan sastra macapat dalam kemasan musik kekinian. Selain Paksi dihadirkan pula praktisi macapat Slamet Nugroho dan Maryono, serta kelompok Pagu Sekar sebagai seniman pengiring dari tembang-tembang macapat yang akan dibawakan.
“Kami mengapresiasi kegiatan gelar macapat yang menyasar bagi generasi milenial. Harapannya kegiatan gelar macapat ini mampu memberikan pembelajaran untuk menghargai, menumbuhkan rasa peka dan rasa cinta terhadap karya sastra tradisional,” kata Hana.