Program Pemkot Yogya Wajib Terapkan Lima Afirmasi Inklusi

 

Pemkot Yogya sudah menerapkan lima  program afirmasi inklusi yang wajib diterapkan oleh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Yogya, yaitu program afirmasi bagi anak-anak, perempuan, kelompok miskin, kelompok lansia dan disabilitas. Artinya seluruh program yang dibuat Pemkot Yogya harus mencakup pada lima hal tersebut.

Demikian disampaikan Wakil Walikota Yogya, Heroe Poerwadi saat mengisi webinar secara virtual, Rabu (16/12) dalam  rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional dan Hari Guru Nasional. Kegiatan ini digelar oleh Pemkot Yogya bersama Lembaga Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA) Kota Yogya serta PGRI Kota Yogya.

“ Seluruh sekolah yang ada di Kota Yogya juga harus siap menerima peserta didik disabilitas dan menyiapkan fasilitas khusus bagi anak berkebutuhan khusus. Termasuk kami telah memiliki musrenbang khusus yakni musrenbang para difabel,” kata Wawali yang juga Ketua Pokja Inklusi Apeksi.

Pemkot Yogya memberikan akses seluas-luasnya bagi anak bekebutuhan khusus (ABK) untuk masuk tingkat SD dan SMP Negeri. Tantangan untuk melakukannya dengan bersosialisasi kepada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, agar anak mereka bersedia di asesmen dan bersekolah.

Untuk menunjang kebijakan itu, Pemkot Kota Yogya memiliki kegiatan bekerjasama dengan  Dinas Pendidikan Kota Yogya yakni UPT ULD  Kota Yogya, yakni membentuk Layanan Harian di Klinik Konsultasi Psikolog, Layanan Peningkatan Kapasitas Guru dan Siswa di Sekolah Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi (SPPI) Kota Yogya, serta Layanan Peningkatan Kompetensi Siswa.

Heroe Poerwadi berharap orang tua dari ABK tidak lagi menutupi  dan menyadari bahwa anak mereka membutuhkan pendidikan yang layak.

“Pentingnya kesadaran nemberikan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus masih kurang. Masih ada  penolakan dari para orang tua ABK untuk menyekolahkan anaknya di sekolah regular. Saya berharap semua Dinas dan OPD terkait saling bekerjasama bagaimana caranya sekolah ABK ini layak untuk di jadikan sekolah yang memiliki sarana-prasarana yang bagus,” kata Wawali.

Sementara itu, Perencana Ahli Madya Direktorat Pendidikan Mayarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbud RI, Muhlis ST sangat mengapresiasi Pemerintah Kota Yogya sebagai percontohan penerapan pendidikan inklusi.

“ Kami mengapreasi luar biasa kepada Pemerintah Kota Yogyakarta yang bisa menjadikan contoh penerapan dalam pendidika inklusi. Menginiasiasi ULD duluan lahir dibandingkan regulasinya. Ini yang semestinya dijadikan contoh dan saling support untuk mengembangkan pendidikan inklusi,” ungkap Muklis. (Hes)