Kegiatan ‘Pekerti’ Bantu Turunkan Angka Kematian Ibu di Kota Yogya
Rangkaian kegiatan Peningkatan Kesehatan Reproduksi Perempuan Terintegrasi (Pekerti) yang telah diselenggarakan selama dua tahun mulai tahun 2018-2020 di Kota Yogya secara resmi ditutup oleh Wakil Walikota Yogya, Heroe Poerwadi, Kamis (17/12) di Ruang Bima Balaikota Yogya. Program ini merupakan kerja sama antara Pemkot Yogya dengan Yayasan Inisiatif Perubahan Akses Menuju Sehat (IPAS) dalam rangka menekan angka kematian ibu.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan jumlah kasus kematian ibu di Kota Yogya tahun 2019 hingga 2020 mengalami penurunan, jika tahun 2019 sebanyak empat orang sedangkan tahun 2020 sampai dengan November jumlah kasus kematian ibu hanya satu orang. Sedangkan angka kematian bayi mengalami kenaikan drastis yakni dari 23 bayi di tahun 2019 dan naik menjadi 33 bayi meninggal pada Januari-November 2020. Untuk jumlah kasus kematian balita tidak mengalami kenaikan di 2019 dan 2020 yakni sebanyak 7 anak.
Wakil Walikota Yogya, Heroe Poerwadi berharap makin berkurangnya problem kesehatan terutama kesehatan reproduksi di Kota Yogya karena dukungan jaminan kesehatan.
"Semoga di generasi mendatang apa yang sudah dilakukan dapat diteruskan untuk menjadi generasi yang sehat dan gemilang karena ini mau tidak mau menyangkut tentang melanjutkan masa depan. Bantuan dri temen-temen IPAS ini memperkuat dan mempertajam apa yg kita sudah kerjakan dan melengkapi apa yang masih kurang di Pemkot Yogya melalui Dinas Kesehatan beserta jajarannya," kata Wawali.
Dengan telah ditutupnya proyek Pekerti tersebut menjadi pembelajaran di masa mendatang dalam penanganan kesehatan ibu dan anak. Wawali menyampaikan terima kasih kepada IPAS dan berharap bisa melanjutkan di tahun mendatang dengan banyak hal yang bisa dilakukan bersama. Pemkot Yogya bertekad untuk semaksimal mungkin menyiapkan ibu dan anak dilahirkan secara sehat dengan upaya pemantauan. Ia mencontohkan setiap kehamilan harus melapor kepada petugas puskesmas dan juga fasilitas kelas ibu hamil di Cokrodiningratan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogya, Emma Rahmi Aryani menambahkan, pemerintah sudah memiliki lima fasilitas kesehatan yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mengimplementasikan Asuhan Pasca Keguguran (APK), yakni di Puskesmas Jetis, Puskesmas Tegalrejo, RS Jogja, RS Pratama serta AMC Kota Yogya.
"Semoga sampai akhir tahun nanti tidak ada tambahan kematian ibu dan anak. Mari bersama-sama menuntaskan permasalahan terutama di bidang kesehatan di berbagai lintas sektor dengan dukungan lima fasilitas kesehatan yang sudah terealisasikan di Kota Yogya," katanya.
Sementara itu, Ketua Yayasan IPAS, Marcia Soumokir berharap akan lebih banyak invoasi di Kota Yogya. Selama dua tahun IPAS bersama Pemkot Yogya dalam upaya mengurangi angka keguguran pihaknya menilai banyak inovasi dan potensi di Kota Yogya yang bisa dikembangkan. Diharapkan, pemerintah dapat memaksimalkan upaya yang sudah dibangun selama ini.
Adapun sejumlah kegiatan yang dilaksanakan melalui Pekerti antara lain, pendidikan yang melibatkan masyarakat dalam pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan peningkatan pengetahuan masyarakat terkait kesehatan reproduksi, penguatan dan pengembangan model layanan kesehatan reproduksi berkualitas untuk perencanaan kehamilan dan KB, serta penanganan KTD dan Asuhan Pasca Keguguran (APK) yang komprehensif dan ramah perempuan. (Hes)