Pengalaman Siswa Belajar Di Rumah Selama Pandemi Dibukukan
Pandemi covid-19 membuat pembelajaran terganggu. Sebagai ungkapan kegelisahan terhadap dunia pendidikan anak-anak SMP Muhammadiyah 10 Yogya (Muhdasa) diminta untuk menuangkan apa yang mereka lihat dan alami dalam sebuah tulisan. Rangkuman tulisan anak-anak ini kemudian dibukukan dalam judul Sketsa Pandemi "Sekumpulan Kisah Dalam Antologi Siswa Muhdasa.
Kepala SMP Muhdasa Yogya, Endra Widyarso memberikan secara langsung buku tersebut kepada Wakil Walikota Yogya, Heroe Poerwadi, Rabu (23/12) di ruang kerjanya.
Wakil Walikota Yogya, Heroe Poerwadi mengatakan perlunya mewadahi luapan yang dialami siswa terutama di masa pandemi ini. Tentunya guru dan wali murid harus tahu sebagai langkah evaluasi mendatang.
" Kita perlu membuat buku seperti ini, perlu ditulis, karena itu menjadi monumen bagi kita. Di masa pandemi ini SMP Muhammadiyah 10 Yogya terutama bisa dapat merasakan apa yang dialami siswa, dan ini sebagai rekam jejak. Setiap orang mengalami pengalaman yang berbeda-beda. Semoga apa yang dituliskan mampu menjadikan evaluasi untuk ke depannya," ujarnya.
Disamping itu, Heroe berharap, cara belajar yang dilakukan daring di masa pandemi ini dapat dipahami semua pihak. Sekolah bisa memberikan arahan kepada siswanya terutama para wali murid untuk memberikan masukan dan bimbingan ekstra karena siswa lebih banyak meluangkan waktunya di rumah.
" Setiap siswa tentunya punya cara pembelajaran yang berbeda-beda. Namun yang lebih ekstra dalam bimbingannya lebih kepada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Tentunya dengan mendapatkan respon dari siswa di masa pandemi ini, merupakan suatu pembelajaran untuk kita bersama, terlebih jika nantinya akan ada buku khusus dari luapan isi hati wali murid," kata Wawali.
Heroe berharap ke depan bisa membuat buku berdasarkan pengalaman para wali murid untuk saling evaluasi satu sama lain dan memberikan motivasi agar ada cerita menarik lainnya yang dialami tiap siswa dan orang tua.
" Bisa juga membuat tulisan dari wali murid. Kita perlu tahu itu, monumen di masa pandemi harus dituliskan agar apa yang sudah kita alami ini bisa jadi bahan merenung dan bersyukur serta menjadi saksi dimasa yang akan datang," jelas Heroe.
Kepala SMP Muhammadiyah 10 Yogya Endra Widyarso mengatakan, sebelum adanya buku ini, karya yang sebelumnya adalah buku tentang guru dan karyawan. Ke depannya perlu adanya pembuatan buku mengenai orang tua murid seperti yang disampaikam Wakil Walikota Yogya, yang berisi pengalaman selama belajar dirumah dengan pembelajaran daring.
"Dari 100 tulisan kami rangkum hasilnya sebanyak 46 tulisan ini cukup mewakili apa yang dirasakan para siswa. Tentunya ini berdasarkan pengalaman siswa dari kelas 7 sampai kelas 9. Dengan adanya buku ini sekolah mendapatkan kemudahan dan efektifitas dalam pembelajaran," jelasnya.
Nantinya, buku yang dibuat oleh para siswa, akan dibagikan ke wali murid untuk dibaca dan menjadi arahan dalam mendidik anak selama melakukan pembelajaran daring dirumah.(Hes)