JOGJA MASIH KONDUSIF BAGI PELAJAR/MAHASISWA

Memasuki ruang tamu asrama terpampang hiasan dinding bertuliskan kaligrafi berhuruf Arab, dibagian bawahnya tertulis “Wanita itu tiang negara apabila baik wanita baiklah negara itu, apabila rusak wanita, rusak pulalah negara itu.” Asrama putri yang asri dan cukup megah itu dihuni oleh 12 mahasiswi dari Sumatera Barat. Asrama Bundo Kanduang terletak di Jalan Bintaran Tengah, di sebelahnya juga terdapat beberapa asrama mahasiswa dari daerah lain.

Yogyakarta masih menjadi surga bagi mahasiswa luar daerah yang betul-betul ingin menimba ilmu dan menjadikan ‘kawah candradimuka’ untuk menempa diri meraih cita-cita. Dimata seorang Andi Malarangeng Juru Bicara Kepresidenan, Yogyakarta tetap bersahabat dan bersahaja. Roh dunia pendidikan yang terpatri hampir di setiap benak penduduk, yang akhirnya berimbas pada suasana belajar yang sangat nyaman, ritme hidup yang tenang, serta suasana yang senantiasa kondusif, hingga anggaran untuk hidup pun ikut menjadi sangat bersahabat bagi siapapun, terutama bagi pelajar dan mahasiswa.

Sebagai alumnus Yogyakarta, Andi meyakini bahwa predikat Yogya sebagai Kota Pendidikan dan Budaya masih dapat dipertahankan sejauh semua pihak mau serius untuk berbuat dan menjaga citra dan predikat itu.

Hal ini dibuktikan dengan langkah nyata oleh Istri Walikota Yogyakarta Ibu Hj Dyah Suminar dalam kiprahnya berkegiatan sosial. Bersama KCC (Kos Crisis Centre) lembaga sosial bentukan TP PKK Kota Yogyakarta, Bu Dyah melakukan kunjungan ke Asrama-asrama  mahasiswa daerah dari berbagai penjuru tanah air.

Senin (26/11), dilakukan kunjungan ke Asrama mahasiswa di bilangan Bintaran Tengah. Puluhan mahasiswa penghuni asrama dari luar daerah diantaranya Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah berkumpul di Asrama Bundo Kanduang. Mereka berantusias melakukan ’curhat’ kepada Ibu Dyah yang menyebut dirinya sebagai ibu pengganti di Jogja. Dari kepedulian terhadap permasalahan sampah, keterlibatan pada kegiatan organisasi dan kemasyarakatan, hingga masalah narkoba tampak serius mereka ungkapkan.

Bu Dyah mengajak seluruh anak asrama untuk ’tau’ tentang Jogja. ”Jangan hanya kuliah dan di kamar doang, tapi lakukan aktifitas yang bermanfaat dengan begitu kehidupan akan lebih bermakna. Di Jogja kalian berkesempatan bertemu dengan semua suku di Indonesia untuk saling bertukar pengalaman.”

”Ayo aktif di kegiatan kemasyarakatan, kalian bisa ikut KCC sebagai wadah sosialisasi bagi anak-anak asrama/kos” ajak Bu Dyah.

Pada kesempatan itu juga Bu Dyah berpesan kepada anak-anak asrama untuk menginformasikan secara benar tentang kondisi Jogja sebagai kota pendidikan kepada teman-teman atau orangtua di daerahnya. Bahwa Jogjamasih sangat kondusif untuk bersekolah dan berkuliah. (isma)