AGUS PURWANTO,SOSOK PEJABAT GEMAR OLAHRAGA

Pagi itu mendung masih tampak tebal mengelayut,  gerimis belum reda. Setelah sarapan dan menikmati segelas kopi dari sang istri tercinta, lelaki paro baya itu bergegas  mobil dinasnya. Sejurus kemudian mobil dinas yang dikemudinya meluncur menuju Balaikota Yogyakarta  dengan menelusuri jalan Jogja Bantul.  Dia adalah Drs. Agus Purwanto, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Pemuda dan Olahraga ( Kesbang POR ) Kota Yogyakarta. Pria kelahiran Yogyakarta 12 Agustus 1952 ini mengawali kariernya sebagai guru SMP pada tahun 1972. Karena kecintaannya terhadap dunia  olahraga pria yang murah senyum ini dipercaya Walikota Yogyakarta H Herry Zudianto  menjadi orang nomor satu di Kantor Kesbang POR.

Banyak hal yang ditempuh bapak 4 anak ini untuk  memajukan olahraga di Kota Yogyakarta. Menurutnya, ada tiga jalur untuk memajukan olahraga. Jalur  pertama dan  paling pokok adalah jalur prestasi. Hal ini dilakukan Kesbangpor bekerjasama dengan KONI ( Komite Olahraga Nasional Indonesia ) Kota Yogyakarta. Bagi pemuda yang berprestasi dibina oleh KONI, agar prestasi yang dimiliki bisa berkembang lebih optimal dan dapat mengikuti Pekan Olahraga Nasional ( PON ). Jalur yang kedua adalah jalur pendidikan. Jalur ini yang berperan lebih aktif adalah Dinas Pendidikan. Diharapkan nantinya Pemerintah Kota Yogyakarta mempunyai kelas Olahraga untuk  calon atlit berbakat agar bisa belajar lebih intensif. Ketiga, Jalur masyarakat. Jalur ini ditempuh  dengan melibatkan masyarakat untuk memajukan olahraga tradisional yang tergabung dalam FOMI ( Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia ). Melalui jalur masyarakat,   output yang diharapkan,  masyarakat menjadi bugar, karena dengan merasa bugar  masyarakat menjadi sehat dan  tidak mudah lelah.

Untuk menghadapi PON di Kalimantan Selatan tahun 2008 mendatang suami Sumarni yang tinggal di Boto Cangapan Bantul mengatakan,  Kota Yogyakarta menyiapkan beberapa unggulan cabang olahraga, diantaranya bola volley. Ada tiga klub yang siap menghantar atlit bola volly terbaiknya menuju pertandingan tingkat nasional, yakni Yuso, Ganefo, dan Gajah Loka. Selain klub-klub profesional, Kecamatan se-Kota Yogyakarta telah ada tim bola volley yang dibina Polsektabes. “Selain bola volley kita juga membina atlit-atlit di KONI. Sekitar 30 cabang olahraga yang kita namakan Pengkot ( Pengurus Kota ), akan kita optimalkanlatihannya. Harapannya mereka akan   maju ke Porda ( Pekan Olahraga Daerah ) pada tahun 2009 mendatang, yang tempatnya di Kota Yogyakarta. Kalau Porda tahun 2007 ini kita di bawah Kabupaten Bantul, kita berusaha untuk menjadi juara pertama, kalau perlu kita juara umum,” harap Juara Pencak Silat tingkat Propinsi DIY tahun 1980 ini.

Agus mengatakan guna mendukung semua atlit dari berbagai cabang, kedepan Pemerintah Kota Yogyakarta akan membangun stadion mini ala Senayan. Pembangunan stadion mini ini direncanakan di daerah Giwangan. Stadion yang menampung atlit-atlit muda berbakat di cabang atletik serta cabang olahraga lainnya ini nantinya diharapkan mendongkrak prestasi olahraga di Kota Yogyakarta.
        
Mengenai kelas olahraga Agus menuturkan, dasar  pembentukannya adalah undang-undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2005 tentang sistem olahraga nasional, pasal 25 ayat 5 dan 7 yakni ” Untuk menumbuh kembangkan prestasi olahraga pada setiap jalur pendidikan dapat dibentuk kelas olahraga termasuk pembina pelatih yang berkopetensi dari induk organisasi cabang olahraga ( profesional ). Sekolah olahraga sekolah biasa SD, SMP, SMA, SMK dimana peserta didik adalah atlit-atlit pilihan, sedangkan kelas olahraga sekolah biasa yang didalamnya ada kelas khusus terdiri dari atlit pilihan (berbakat).

Pria bersahajah ini menerangkan,  telah melakukan sosialisasi tentang  kelas olahraga kepada kemasyarakat melalui masmedia, dan pengumuman di sekolah. Beberapa hal yang telah dilakukan antara lain, menentukan persyaratan, menyiapkan jadwal khusus dengan kurikulum yang sama termasuk sarana dan prasarana, guru, dan pelatih, menjalin kerjasama dengan sponsor dan lembaga perguruan tinggi,  mencari tempat yang dapat secara komplit melayani atlit untuk sekolah olahraga, sementara ini untuk tempat kita akan bekerjasama dengan SMP 13,” katanya.

Adapun test masuk kelas olahraga menurut Agus, bagi peserta didik yang menjadi juara/ranking prestasi olahraga yang ditentukan, beregu,perorangan, cadangan, inti, ini bisa langsung diterima. Melaksanakan instrumen yang telah ditentukan sesuai kebutuhan. Dan hal yang lain ditentukan sesuai dengan kebutuhan,termasuk test kesehatan harus didahulukan. Pelaksanaan sekolah/kelas olahraga jadwal pelajaran pagi (06.00-09.00), sore (16.00-18.00). ada pelajaran tambahan/les pada sore hari pada jam tidak latihan. Prestasi olahraga selalu dipantau dan ada kemungkinan atlit sulit berkembang dipindahkan kesekolah biasa dan sebaliknya. Cabang olahraga melihat situasi dan kondisi, khusus cabang olahraga atletik harap diupayakan berkembang. Pemerisaan kesehatan secara berkala diusahakan.