Pemkot Yogya Bangun Kewaspadaan Warga Hadapi Bencana
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengajak masyarakat untuk waspada dengan kondisi musim hujan disertai fenomena cuaca La Nina. Wilayah diimbau melakukan kesiapsiagaan dini menghadapi potensi bencana cuaca ekstrem seperti angin kencang, pohon tumbang dan banjir. Termasuk memantau potensi banjir lahar pada sungai di wilayah Kota Yogyakarta karena aktivitas Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas.
“Dampak La Nina bisa berpotensi hujan disertai angin dan pohon tumbang. Di wilayah sudah kami informasikan untuk kesiapsiagaan dini terhadap bencana. Terutama di kawasan bantaran sungai,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Nur Hidayat, Kamis (4/2/2021).
Untuk kesiapsiagaan dini menghadapi potensi bencana, BPBD Kota Yogyakarta melakukan penyiapan sarana prasarana penanganan bencana dari tingkat kota hingga Kampung Tangguh Bencana (KTB). Misalnya mengecek 16 alat peringatan dini yang terpasang di bantaran sungai di Kota Yogyakarta. Dipastikan alat itu berfungsi dan berbunyi jika terjadi banjir untuk memberikan peringatan ke masyarakat sekitar.
“Makanya antisipasi dengan mempersiapkan prasarana penanganan dini. Di tingkat KTB misalnya senso dan kendaraan roda tiga harus berfungsi, sehingga siap untuk menangani jika terjadi pohon tumbang. Kami bangun kewaspadaan masyarakat dan penanganan dini menghadapi bencana,” terangnya.
Selain itu BPBD Kota Yogyakarta juga sudah menempatkan personel pemantau di sejumlah posko pemantau ketinggian sungai. Terutama di posko 1 di aliran Sungai Boyong di Ngentak Sinduharjo Ngaglik Sleman. Sungai Boyong menjadi hulu Sungai Code yang melintasi tengah Kota Yogyakarta.
Menurutnya apabila ketinggian air sungai di posko 1 sudah naik 70 cm, biasanya setengah jam kemudian sampai di aliran sungai di Kota Yogyakarta. Berdasarkan hasil pantauan kemarin, ketinggian air sungai di posko 1 mencapai sekitar 30 cm atau masih aman terkendali, sehingga belum berpengaruh pada aliran sungai di kota.
“Kami selalu pantau terus potensi bencana lahar dingin Gunung Merapi di sungai-sungai di kota. Karena Gunung Merapi sudah mengeluarkan awan panas dan kondisi musim hujan. Jika ketinggian air sungai mengalami kenaikkan akan dikomunikasikan melalui frekuensi radio dengan personel di bawah dan BPBD Kota Yogyakarta,” jelas Hidayat.
BPBD Kota Yogyakarta mencatat, hujan lebat disertai angin kencang pada Rabu (3/2/2021) pukul 18.00 WIB memicu terjadinya 4 pohon tumbang dan 2 atap rumah beterbangan. Empat pohon tumbang terjadi di Jalan Wahid Hasyim, Jalan Hos Cokroaminoto, Jalan Sultan Agung dan Jalan Brigjen Katamso. Pohon tumbang menutup akses jalan, menimpa kabel listrik dan menimpa mobil. Tim BPBD Kota Yogyakarta, Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta TNI/Polri, KTB dan bersama relawan bencana langsung mengevakuasi pohon tumbang.
Sedangkan 2 atap rumah beterbangan milik warga di RT 8 dan RT 13 RW 02 Serangan Kelurahan Notoprajan, Ngampilan. Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Yogyakarta Petrus Singgih Purnomo mengatakan, atas kejadian bencana itu tim BPBD Kota Yogyakarta langsung bergerak ke lokasi dan memenuhi kebutuhan logistik yaitu terpal untuk penanganan atap rumah warga yang beterbangan.
“Kondisi rumah yang atapnya beterbangan masih bisa ditempati. Untuk kondisi mobil pribadi warga yang tertimpa pohon tidak ada kerusakan dan korban,” tambah Singgih.(Tri)