TAKMIR MASJID DIPONEGORO MENGKHITAN 127 ANAK

Isak tangis dan teriakan  histeris anak-anak membahana di aula Masjid Diponegoro kompleks Balaikota Yogyakarta. Wajah  para orangtua dan pendamping ikut larut dalam jeritan sakit sibuah hati. Sementara 25 orang tenaga medis dari Rumah Sakit PKU Muhammadyah dan IAIN dengan senjata gunting dan pinset ditangan siap mengkhitan 127 anak. Khitanan bersama ini dilaksanakan di  Aula Masjid Diponegoro, Balaikota Yogyakarta, Sabtu, (05/07).

 

 

Ketua Takmir  Prof. Dr. H. Mulyadi,  Apt. melaporkan bahwa  pelaksanaan khitanan bersama di masjid Diponegoro merupakan agenda tahunan Takmir Masjid Diponegoro. Menurut Prof. Mulyadi, ke-127 peserta khitan berasal dari Kota Yogyakarta dan 4 Kabupaten di DIY.

Ada yang berasal dari Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulonprogo dan juga Gunung Kidul. Mudah-mudahan anak-anak kita yang dikhitan bersama di Masjid yang kita tahu merupakan tempat yang mulia dan merupakan Baitullah, harapannya kelak anak kita menjadi anak yang sholeh. Karena kita tahu bahwa karunia terbesar  adalah karunia anak yang sholeh,”harap Prof. Mulayadi.

 

Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti dalam sambutannya mengatakan  alasan mengapa anak harus dikhitan karena khitan merupakan salah satu media penyucian diri  dan bukti  ketundukan kita kepada ajaran agama.  Dari segi kesehatan khitan juga  memiliki faedah unutk membuat anggota  tubuh yang menjadi tempat persembunyian kotoran  bisa dihilangkan. Khitan juga merupakan syiar kaum Muslimin.

 

Wawali berharap pelaksanaan khitan di masjid  Diponegoro memberikan  harapan besar  bagi terbentuknya  pribadi anak yang terpuji  selaras dengan tema yang diusung yakni : Dengan Khitan di Masjid Semoga  Anak Menjadi Anak yang Sholeh.

“Mereka akan dituntun mengucapkan dua kalimat sahadat sebagai awal untuk melakukan kewajibannya  sebagai umat Islam yakni Sholat lima waktu  sehari semalam. Dengan menjalankan kewajiban inilah mereka akan selalu berpegang  pada norma-norma yang menjauhkan diri dari  perbuatan tercelah dan dosa. Mereka diharapkan sadar akan kewajiban terhadap orang tua keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Saya yakin anak-anak dapat melaksanakannya,” harap Wawali.

 

Peserta khitan bersama diberikan talih asih berupa seperangkat pakaian sholat dan uang saku. Penyerahan ini dilakukan secara simbolis oleh Wakil Walikota Yogyakarta kepada  peserta khitan tertua, Yasir Umar Dahlan (15 tahun)  dan peserta terkecil Fauzan Akhmad Bukori (2 tahun).  

 

Tampak hadir pada acara ini, Ketau DPRD Kota Yogyakarta, Arif Noo Hartanto, Kakandepag, H. Nurudin, SH, MA, Lurah Muja-Muju dan SKPD terkait di lingkungan Balaikota. (@mix)