MLKI Siap Bersinergi Dalam Pelestarian Budaya dan Tradisi
Yogyakarta dikenal erat dengan kultur budaya, adat istiadat serta tradisi turun temurun yang masih terjaga sampai sekarang. Masyarakat Kota Yogyakarta juga dikenal sangat menghargai para leluhurnya dan ajaran budaya leluhur telah menginternalisasi dalam prinsip kehidupan keseharian masyarakat. Hal itu terwujud dalam bentuk aliran kepercayaan yang diyakini oleh sebagian masyarakatnya.
Demikian mengemuka dalam Sarasehan Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Senin (15/3) di Hotel Jambuluwuk Yogyakarta. Sarasehan yang bertujuan untuk membangun komunikasi yang harmonis antara penganut aliran kepercayaan dengan stakeholder terkait menghadirkan pembicara, antara lain Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta Dhian Novitasari, Kepala Kesbangpol Kota Yogyakarta Budi Santoso, Kanit Polmas Satbinmas Polresta Yogyakarta Kardiyana dan Pengurus MLKI Sudibyo.
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen melayani masyarakat Kota Yogyakarta termasuk didalamnya adalah para penganut penghayat kepercayaan.
Seperti diketahui, Kota Yogyakarta memilki keunggulan budaya seperti gotong royong, guyub rukun, tepo sliro dan rasa kesetiakawanan sosial. Hal ini tercermin dalam kehidupan masyarakat di masa pandemi dimana warga saling tolong menolong satu sama lain, saling mendukung menuju tatanan baru.
“Kami berharap MLKI bisa tampil di depan melalui pengejawantahan ajaran leluhur dalam kehidupan masyarakat dan bermasyarakat dalam era baru”, kata Heroe.
Di Kota Yogyakarta MLKI sebagai wadah bagi para penghayat terhadap Tuhan Yang Maha Esa tercatat sejumlah 14 aliran kepercayaan. Semuanya difasilitasi agar bisa menjalankan kepercayaannya dan tradisinya dengan baik.
Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta Dhian Novitasari menuturkan, bahwa penghayat kepercayaan yang keberadaannya dijamin undang-undang agar dalam kegiatannya senantiasa harus selaras dengan Pancasila dan undang-undang.
“Kami membuka ruang dan waktu untuk MLKI berdialog di gedung Dewan untuk bersama merumuskan fasilitasi kegiatan budaya istimewa,” ujar Dhian.
Hal senada juga disampaikan Ketua Presedium MLKI Kota Yogyakarta Edi Suyudono menambahkan bahwa penghayat kepercayaan di Kota Yogyakarta butuh diayomi oleh pemangku kebijakan agar dapat tumbuh kembang dalam satu ikatan batin nan harmoni dalam membangun Kota Yogyakarta.
Pihaknya siap untuk bersilaturahmi dan bersinergi dalam pelestarian budaya dan tradisi untuk menguatkan Kota Yogyakarta sebagaio Kota Budaya. (Ant)