Pemkot Yogya Gandeng Berbagai Pihak dalam Pengentasan Kemiskinan
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya terus menggandeng berbagai pihak dalam pemulihan aktivitas perekonomian dan kesejahteraan masyarakat kota Yogyakarta terutama yang paling terdampak oleh pandemi, salah satunya menggandeng forum Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TSLP) Kota Yogyakarta.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan merebaknya covid-19 pada awal tahun 2020 lalu memberikan pukulan tersendiri bagi Kota Yogyakarta yang denyut nadi ekonominya sangat bergantung dengan aktivitas pariwisata.
"Hal ini juga berdampak signifikan pada pencapaian pembangunan yang telah direncanakan sebelumnya. Fokus terhadap pencegahan penyebaran pandemi tentu menyebabkan penanganan pada aspek lain yang sebelumnya menjadi prioritas menjadi tertunda," katanya saat membuka musrebang forum TSLP Kota Yogyakarta di hotel Grand Inna Malioboro, Kamis (18/3/2021).
Pihaknya mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya diprediksi mencapai 5,2% turun hingga mencapai angka -0,81%.
"Meskipun demikian, angka kemiskinan di kota Yogyakarta dapat ditekan menjadi 7.27 atau hanya meningkat sebesar 0.43% dari tahun 2019," katanya.
Selain itu, tambahnya, terdapat beberapa permasalahan seperti stunting atau gizi buruk yang perlu mendapatkan perhatian untuk ditanggulangi bersama.
"Untuk itu, kami kembali mengajak seluruh anggota forum TSLP untuk ikut serta bersinergi dalam pelaksanaan program pembangunan Kota Yogyakarta melalui penyelarasan dengan program tanggung jawab lingkungan sosial yang diemban oleh perusahaan," ungkap Wawali.
Pihaknya berharap sinkronisasi program TSLP dan Pemkot Yogya dapat berjalan dengan mengemban prinsip temonjo, temoto, dan kroso.
Temonjo mengandung makna kebersamaan dengan unsur 4K lain yaitu Kampung, Komunitas, Korporat, dan Pemkot Yogya, ini semua adalah sebagai perwujudan dari program Gandeng-Gendong.
Temoto berarti terdapat pembagian peran yang jelas dan tertata dari masing-masing unsur 5K, sementara Kroso berarti bahwa implementasi dari sinkronisasi program harus dapat mendorong kesejahteraan dan dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat.
Wawali berharap diskusi dalam musrenbang perusahaan dapat menggali ide-ide inovatif dan solutif sekaligus membentuk komitmen bersama untuk menyelaraskan langkah antara Pemerintah Kota Yogyakarta dengan forum TSLP dalam bingkai pembangunan daerah.
"Dengan demikian, upaya-upaya perbaikan ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran warga, serta perkembangan kota Yogyakarta diharapkan berjalan secara efektif dan berdaya guna," jelasnya.
Sementara itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogya, Agus Tri Haryono pada kesempatan tersebut menyampaikan berbagai program pembangunan Kota Yogyakarta yang menjadi prioritas, seperti penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan masyarakat miskin dan perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
"Program dengan sasaran kelompok afirmasi gender-lainnya melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak seperti pencegahan stunting, peningkatan kualitas dan kuantitas kampung dan sekolah ramah anak, penurunan angka putus sekolah, serta peningkatan kegiatan inklusi," katanya.
Selain itu juga peningkatan UKM melalui pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pelatihan untuk pengembangan kualitas produk.
"Melalui langkah ini, produk mereka akan mampu menjangkau pasar yang lebih luas yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat," bebernya
Tak sampai disitu, Pemkot Yogya juga terus melakukan peningkatan pariwisata dan budaya melalui promosi dan penguatan kampung wisata dan rintisan kelurahan budaya.
"Dan yang terakhir adalah peningkatan kualitas hidup dan peningkatan sarana prasarana melalui pengelolaan sampah, penambahan RTHP, dan perbaikan fasilitas publik," jelasnya. (Han)