Pendidikan Demokrasi Sejak Dini Teguhkan Semangat Bernegara
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi membuka kegiatan Fokus Grup Diskusi (FGD) Kelas Demokrasi bagi siswa-siswi SMP Se-Kota Yogyakarta pada Kamis (18/3). Kegiatan yang diadakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta melalui zoom ini diikuti oleh 40 orang dari 8 SMP yang tiap sekolah mewakilkan pada 4 siswa dan 1 pendamping. Dengan tema “Arti Demokrasi Bagi Generasi Milenial” menghadirkan narasumber, antara lain : Dwi Candra Putra (Ketua Komisi A DPRD Kota Yogyakarta), Frenky Argitawan Mahendra (KPU Kota Yogyakarta) Alfreda Fathya (perwakilan generasi muda).
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan bahwa demokrasi adalah upaya melibatkan masyarakat dalam pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui penyampaian pendapat, berperan serta dalam proses pengambilan kebijakan dan menyampaikan kritikan berupa masukan.
Demokrasi membuka ruang untuk berpendapat dan menyampaikan kritikan, namun semua itu harus berdasarkan data dan fakta agar apa yang diutarakan memiliki bobot dan kualitas tidak sekadar asal bersuara apalagi hoax.
“Di tahun 2024 nanti para siswa ini akan menjadi pemilih pemula, oleh karena itu pendidikan demokrasi sejak dini merupakan pilihan tepat dalam menyiapkan generasi muda yang memahami demokrasi, tidak abai pada demokrasi dan bertanggungjawab pada demokrasi,” imbuh Heroe.
Sementara Ketua Komisi A DPRD Kota Yogyakarta, Dwi Candra Putra mengatakan di sekolah demokrasi telah dilaksanakan, misal dalam pemilihan ketua kelas atau ketua OSIS dimana para siswa mendapatkan hak untuk memilih dan dipilih. Dengan pembelajaran demokrasi di sekolah maka para siswa tidak gagap dalam berdemokrasi dan bisa mempertanggunjawabkan apa yang dilakukan dalam sebuah proses demokrasi.
“Pada masa depan para siswa dapat turut serta dalam proses pemilu baik sebagai pemilih maupun sebagai peserta pemilu, misalnya sebagai calon legislative,” ujar Candra.
Kepala Badan Kesbangpol Kota Yogyakarta, Budi Santosa menuturkan penyelenggaraan FGD ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penguatan nilai-nilai demokrasi bagi siswa SMP.
Melalui pemahaman demokrasi yang benar maka akan terbangun kesadaran bersama tentang makna kebersamaan dalam perbedaan. Menerima adanya perbedaan dalam bingkai persatuan dan kesatuan akan meneguhkan para siswa dalam ikatan ke-Bhineka Tunggal Ika-an yang meneguhkan NKRI.
“Muara dari semua itu adalah munculnya wawasan kebangsaan dan kesadaran diri sebagai bagian dari berbangsa dan bernegara,” papar Budi. (Ant)