Wawali Minta Forum Ormas Cegah Potensi Konflik Masyarakat
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi meminta forum dan organisasi masyarakat (ormas) di Kota Yogyakarta berperan mencegah potensi konflik di masyarakat. Terutama ancaman separatis dan terorisme yang bisa menyebabkan perpecahan di masyarakat. Pandemi Covid-19 yang berjalan satu tahun ini juga dinilai bisa memicu kondisi kondusif di masyarakat berkurang.
“Ancaman-ancaman dari separatis dan terorisme yang bisa menyebabkan perpecahan atau konflik masyarakat harus diantisipasi,” kata Heroe saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Forum dan Ormas di Hotel Abadi Yogyakarta, Rabu (24/3/2021).
Menurutnya kondisi kehidupan sosial politik budaya masyarakat di Yogyakarta kini tetap bisa berjalan. Namun tetap harus ada kewaspadaan terhadap potensi yang bisa menimbulkan konflik masyarakat. Apalagi pada masa pandemi Covid-19 juga bisa mengurangi kondisi kondusif masyarakat karena suasana sedang tidak baik.
“Tugas bapak ibu (forum dan ormas) bukan menangkapi. Tapi bagaimana sesuatu itu tidak terjadi. Kalau terkait kriminal itu ranah polisi dan separatisme ranah TNI,” tambahnya.
Heroe menyatakan antisipasi potensi konflik penting agar tidak mengganggu kehidupan masyarakat. Pihaknya yakin forum dan ormas di Kota Yogyakarta memiliki cara sendiri- sendiri dalam mengantisipasi potensi konflik di masyarakat. Pada tahun 2018 Kota Yogyakarta pernah mendapatkan anugerah Harmoni Award dari Kementerian Agama karena dinilai mampu menjaga kehidupan harmonis.
“Prestasi itu sudah menunjukkan yang dilakukan selama ini sudah baik. Semoga ini menjadi komitmen bersama mengantisipasi dan apa yang bisa dilakukan agar kehidupan warga dan ekonomi tidak terganggu,” tutur Heroe.
Sementara itu Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta, Budi Santosa mengatakan kegiatan FGD Forum dan Ormas itu mengambil tema Penguatan Kelembagaan Forum dalam menjaga Kondusifitas kota Yogyakarta. Kegiatan diikuti berbagai forum dan ormas di antaranya Forum Komunikasi Umat Beragama, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Forum Pembauran Kebangsaan, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Majelis Ulama Indonesia, Majelis Luhur Kepercayaan dan Majelis Umat Kristen Indonesia.
“Kegiatan ini bagian dari upaya Pemkot Yogyakarta mendesain tentang keberagamaan kegiatan pembangunan di Kota Yogyakarta. Tujuannya merumuskan apa yang bisa diperbuat untuk menciptakan kondusifitas dan memperkuat kebhinekaan di Kota Yogyakarta,” ucap Budi.(Tri)