Mentransformasikan Nilai-nilai Luhur Sastra Jawa Melalui Pembekalan Bahasa dan Sastra
Yogyakarta kaya akan tradisi sastra. Dari rahim Yogyakarta telah lahir karya-karya sastra besar sebagai sebuah teks budaya yang lengkap tentang perjalanan kehidupan manusia.
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) menggelar Pembekalan Bahasa dan Sastra untuk warga masyarakat, di Alana Malioboro Hotel, (Rabu-Kamis 24-25 Maret 2021).
“Alih Manuskrip, Pranata Adicara dan Stand Up Comedy Bahasa Jawa menjadi focus pelaksanaan pembekalan atau pelatihan pada tahap ini. Rencananya kegiatan akan dilaksanakan lagi pada akhir Maret mendatang untuk beberapa jenis pembekalan bagi siswa sekolah,” jelas Kepala Bidang Sejarah Permuseuman dan Bahasa Sastra Drs. Dwi Hana Cahya Sumpena.
Terdapat 8 (delapan) jenis pembekalan bahasa dan sastra yang akan dilaksanakan di akhir Maret nanti, antara lain: macapat, maca geguritan, maca cerkak, alih aksara, sesorah, pranata adicara, alih manuskrip dan stand up comedy bahasa Jawa. Masing-masing menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya. Tercatat ada komedian Anang Batas dan Alit Jabang Bayi, Filolog Fajar Wijanarko,S.S dan Galih Adi Utama, S.S, Pranatacara Angger Sukisno, serta praktisi/ahli lainnya.
“Gelaran pembekalan ini mendapatkan apresiasi baik dari masyarakat. Hal ini terungkap dari pendaftaran calon peserta yang melebihi target. Namun demikian panitia mengakomodasi peserta sesuai jumlah kuota yang tersedia. Kami harus mematuhi protocol kesehatan yang berlaku,” lanjutnya.
Kegiatan pembekalan bahasa dan sastra ini merupakan upaya untuk menyebarluaskan kesadaran, pemahaman, dan pembiasaan warga masyarakat Kota Yogyakarta terhadap sastra Jawa serta nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Melalui berbagai jenis pelatihan yang dilaksanakan diharapkan mampu menjadi penggantung harapan untuk menginternalisasikan tradisi bahasa dan sastra, pada kehidupan keseharian masyarakatnya.
Hal itu senada dengan tema yang diangkat yaitu ‘Mentransformasikan Nilai-nilai Luhur Sastra Jawa Melalui Pembekalan Bahasa dan Sastra’.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, S.Sos, MM mengatakan bahwa, Sastra adalah ungkapan jiwa. Pesan kehidupan dalam nuansa keindahan. Sastra diciptakan untuk menyampaikan pesan yang sarat dengan nilai. Mempelajari sastra sama dengan menanamkan nilai karakter keluhuran budi.
Pihaknya berharap melalui pembekalan bahasa dan sastra ini, pesan-pesan nilai budaya dapat dihayati dan diterapkan dalam kehidupan keseharian. Begitu pula menurutnya, Pembekalan Bahasa dan Sastra yang berbasis praktik ini memberikan peluang kepada peserta untuk mengembangkan diri melalui kemampuan yang dimiliki. (ism)