PRIMA TANI KOTA YOGYAKARTA MANFAATKAN AMPAS TAHU JADI ISI BAKPIA

Sebuah makanan kecil yang terasa manis, bentuknya sama persis dengan bakpia, namun setelah digigit ternyata ada rasa yang lain, inilah Bakpia
Prima, bukan kumbu kacang hijau yang dijadikan isi bakpia namun ternyata
menggunakan ampas tahu  yang diolah lebih lanjut dan dimanfaatkan untuk
isi bakpia tersebut.
Ya, bakpia Prima, bakpia isi ampas tahu yang dikembangkan Prima Tani Kota
Yogyakarta, Tim Prima Tani berkesempatan menunjukkan dan menyuguhkan
bakpia prima ini pada khalayak saat berlangsung Evaluasi Program Prima
Tani Kota Yogyakarta 2007 di Bursa Agro Jogja, Selasa (18/3)
Menurut Manajer Prima Tani Ir Prajitno Al Karep, pemanfaatan limbah padat
industri tahu yang banyak berkembang di Kelurahan Gedongkiwo Mantrijeron
merupakan salah satu program dalam Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan
Inovasi Teknologi Pertanian yang digagas oleh Departemen Pertanian Pusat.
Dijelaskan, dari rasanya, Bakpia Prima yang isinya menggunakan hasil
samping tahu padat atau ampas tahu tidak kalah manis dengan isi kumbu
kacang hijau dan kandungan gizinya juga tinggi.
”Bakpia Prima isi ampas tahu ini rasanya seperti bakpia pathuk, dan yang
lebih penting kandungan gizinya tinggi, antara lain mengandung protein 5%,
lemak 9,1% dan serat 9,1%, kandungan serat yang tinggi ini juga sangat
membantu kelancaran pencernaan.” Jelasnya.
Selain digunakan sebagai isi bakpia, hasil samping produk industri tahu
atau ampas tahu tersebut juga dimanfaatkan untuk pengembangan ternak
kelinci, bebarapa peternak memanfaatkan ampas tahu ini sebagai pakan
kelinci tersebut. Selain dimanfaatkan dagingnya, kelinci tersebut juga
dimanfaatkan urinenya sebagai bahan pembuat pupuk cair untuk tanaman.
Ditambahkan oleh Prajitno,  program lain yang telah dilaksanakan Prima
Tani yakni program pengembangan tanaman hias baik secara vegetatif maupun
generatif seperti aglaonema, anthurium, pilhodendron dan kamboja. Program
ini diikuti oleh bebarapa kelompok tani binaan yang di Kelurahan Gedong
Kiwo.
Sementara itu, untuk mengatasi kendala lahan sempit, Prima Tani
mengembangkan budidaya pertanian yang dilakukan  dengan sistem
vertikultur, yakni penamanan secara vertikal dengan bantuan              
  rak paralon sebagai wadah media tanam. Tanaman yang sudah dikembangkan
adalah tanaman sayuran seperti selada, sawi dan bayam.
Untuk tahun 2008 nanti, Prima Tani Kota Yogyakarta telah merencanakan
program untuk meneruskan program yang telah dilaksanakan pada tahun 2007
yakni program pelatihan dan pendampingan dalam pemanfaatan limbah tahu
tersebut, pelatihan budi daya pertanian, serta pengolahan pupuk organik
berbasis sampah pertanian dan rumah tangga.
Wakil Walikota Yogyakarta H Haryadi Suyuti dalam sambutannya yang
dibacakan oleh Ka Kantor Pertanian dan Kehewanan Mahfud Asvan mengatakan,
Program Prima Tani  dapat dimanfaatkan oleh para petani di Kota Yogyakarta
untuk memperluas wawasan di bidang kewirausahaan yang berkaitan dengan
bidang pertanian, membangun jejaring pemasaran luas dan menguntungkan
sehingga produk pertanian yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan
secara ekonomi dan meningkatkan pendapatan petani.
Sementara itu, Kepala Balai Pengembangan Teknologi Pertanian DIY, Dr
Subowo menjelaskan, program Prima Tani merupakan program yang didesain
oleh Deptan untuk menyebarkan inovasi teknologi pertanian agar aktifitas
agroindustri dapat dilakukan dengan efektif dan efisien dengan tujuan
meningkatkan pendapatan pelaku usaha agro industri.