Sinergi Stakeholder dan Masyarakat Perangi Narkoba
Badan Narkotika Nasional (BNN) terus berupaya menekan angka penyalahgunaan narkotika, salah satunya melalui sinergi dengan stakeholder dan masyarakat di Provinsi DIY. Hal ini terwujud dalam Rapat Kerja dalam Rangka Sinergi Stakeholder pada Kawasan Rawan dan Rentan Narkoba di Provinsi DIY yang diselenggarakan di Hotel Mercure Yogyakarta Adisucipto, Rabu (31/3).
“Maksud dan tujuan dari rapat kerja ini adalah menyatukan dan menggerakkan instansi pemerintah (stakeholder) dan komponen masyarakat dengan aksi nyata, dalam mengembangkan sinergi program pemberdayaan alternatif pada kawasan rawan dan rentan.” Kata moderator rapat kerja, AKBP Khamdani yang saat ini menjabat sebagai Kepala BNN Kota Yogyakarta.
Asisten Kesra Kota Yogyakarta, Sisruwadi, mewakili Walikota Yogyakarta berharap sinergi stakeholder dan masyarakat ini bisa diimplementasikan ke wilayah masing-masing secara nyata khususnya untuk memerangi narkoba. Beliau menjelaskan wilayah Kota Yogya tidak luas namun padat penduduk. Dijelaskan bahwa ada 12.000 penduduk setiap 1 KM persegi, sehingga perlu diwaspadai menjadi sasaran peredaran narkoba.
“Kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab (pengedar narkoba) memang sasarannya di Kota, karena luas wilayah yang kecil namun padat penduduk. Sehingga untuk wilayah kota tentu saja segera harus kita lakukan gerakan-gerakan untuk menekan peredaran narkoba.” Kata Sisruwadi.
Sisruwadi juga memaparkan upaya-upaya Pemerintah Kota Yogya yang sudah dilakukan dalam memerangi narkoba yakni melalui Peraturan Walikota, Keputusan Walikota, dan Kegiatan P4GN. Salah satu kegiatan P4GN yang sudah dilakukan adalah lomba anti napza tingkat SMP. Sisruwadi menjelaskan bahwa usia SMP menjadi fokus pencegahan narkoba karena usia SMP sangat rentan menyalahgunakan narkoba.
Kepala BNN DIY, Brigjen. Pol. (Purn.) Nanang menyatakan terdapat beberapa kerawanan (narkoba) di Provinsi DIY. Kerawanan yang disebutkannya adalah bandara baru, destinasi wisata, banyaknya perguruan tinggi, dan mobilisasi penduduk yang tinggi. Walau terdapat beberapa kerawanan yang disebutkannya, di Yogya tidak ditemukan adanya produksi narkoba dan juga tidak ada kasus hingga berkilo-kilogram.
“Jalur peredaran narkoba secara umum adalah melalui udara, darat, dan jalur pengiriman. Kondisi (pandemi) Covid-19 ini pengedar menggunakan jasa pengiriman. Salah satu kasus terbaru adalah percobaan pengiriman dari Afrika Selatan dikirimkan ke Indonesia.” Kata Brigjen. Pol. (Purn.) Nanang.
Walau Kota Yogya tidak terlalu bahaya dan hanya masuk kategori siaga, sinergi antara stakeholder dengan masyarakat harus tetap dikembangkan mengingat peredaran narkoba yang semakin kreatif. Kondisi demikian membuat Kota Yogya lebih mudah dalam membangun Kelurahan Bersinar (Bersih dari Narkoba), karena kebanyakan kawasan narkoba berstatus waspada berada di Kabupatan Bantul dan Sleman. (And)