Masjid Al Mustaqim Mantrijeron Ramah Lansia dan Difabel
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir meresmikan pembangunan Masjid Al Mustaqim bersama Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi pada hari Juma’t (2/4). Peresmian dan tauziyah Prof. Dr. Haedar Nashir dilakukan secara zoom meething sementara Heroe Poerwadi menandai dengan pemotongan pita.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dalam sambutannya menyampaikan di Kota Yogyakarta ada kurang lebih 500 masjid yang saat ini siap menyongsong bulan suci Ramadhan, sebagaimana himbauan Pemerintah dan PP Muhammaddiyah bahwa penyelenggaraan ibadah Ramadhan tahun ini di setiap daerah menyesuaikan dengan kondisi masing-masing masjid, mengingat adanya pandemi Covid-19.
Masih adanya kasus penularan Covid-19 membuktikan ada yang lalai dalam menerapkan protokol kesehatan dan pihaknya tidak ingin pada saat ibadah Ramadhan terjadi penularan Covid-19 di masjid. Oleh karena itu hendaknya jamaah disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Wawali berharap Masjid Al Mustaqim yang memfasilitasi jamah lokal dan orang yang bepergian selama 24 jam dapat menerapkan aturan yang ketat tanpa mengurangi kenyamanan dalam beribadah.
“Mudah-mudahan dengan pembangunan ini, semangat kita dalam beribadah kian kokoh dan menaikkan derajad keimanan kita, “imbuh Heroe
Masjid Al Mustaqim di Jalan Parangtritis nomor 124 merupakan satu diantara masjid di Kota Yogyakarta yang memiliki fasilitas untuk difabel dan lansia serta melayani untuk ibadah selama 24 jam. Hal itu disampaikan Ketua panitia pembangunan yang jugavKetua Takmir Masjid Al Mustaqim, Eka Yawara dalam laporannya.
Masjid tersebut dibangun ulang karena kondisi masjid tidak bisa menampung jamaah untuk sholat berjamaah terutama sholat Jumat. Setiap sholat Jumat jamaah selalu tumpah ruah di jalan. Selain itu masjid juga tidak memiliki sarana parkir dan toilet yang memadai.
Masjid Al Mustaqim dibangun dengan gaya indies yang terdiri dari dua lantai dengan kapasitas tiap lantai 200 jamaah dan dilengkapi basemen untuk parkir.
Sementara dalam tausiyahnya, Prof Dr Haedar Nashir menyampaikan hendaknya masjid sebagai pusat peribadatan mampu sebagai pusat pencerahan jiwa, akal, budi pekerti dan perilaku yang melahirkan insan berakhlakul karimah, cinta sesama dan lingkungan.
Pandemi ini adalah sarana untuk introspeksi diri dan meningkatkan kualitas ibadah serta senantiasa bersyukur dan berfikir positif dalam mengantisipasi berbagai masalah yang muncul akibat pandemi.
Lebih lanjut Prof Dr Haedar berpesan, melalui masjid kuatkan aqidah, tingkatkan kualitas ibadah dan perbaiki akhlak guna bersama-sama memajukan umat dan masyarakat luas. (ant)