Wakil Walikota Yogyakarta (Wawali), Heroe Poerwadi, menjadi pemateri acara Penguatan Kapasitas RW, Kampung dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) di Kantor Kecamatan Jetis pada hari Rabu (07/04). Salah satu materi yang disampaikan terkait rencana induk atau master plan pembangunan kota sampai level kampung 
“Ini yang sedang disusun oleh rekan-rekan baik di kemantren maupun kelurahan. Master plan bertujuan agar pembangunan yang dilakukan dapat fokus untuk menyelesaikan masalah dan terintegrasi antar pemangku kepentingan baik itu masyarakat, korporasi, pemerintah, komunitas, maupun akademisi,” kata Heroe dalam kegiatan yang dihadiri oleh segenap kepala RW, pegiat LPMK, dan tokoh masyarakat di lingkup Kecamatan Jetis.
Heroe menjelaskan pemfokusan anggaran merupakan metode penyelesaian masalah masyarakat agar benar-benar tuntas. Tidak lagi menggunakan metode “bagito” atau “bagi rata” yang dinilai kurang efektif menjawab keluhan pembangunan oleh warga. Masterplan pembangunan yang terintegrasi akan membuat pelaksanaan lebih tertata, optimal, dan dapat dirasakan manfaatnya secara nyata. 
“Program pembangunan harus tumoto, temonjo, dan kroso” ujar Heroe. 
Dalam kesempatan itu juga menekankan pada kepatuhan protokol kesehatan dan proses vaksinasi di lingkungan Kota Yogyakarta. Heroe menyampaikan kondisi pandemi seperti sekarang sedang memprioritaskan vaksinasi pada lansia, satgas, dan tokoh masyarakat. 
“Kemarin baru datang lima belas ribu dosis, langsung saya perintahkan kelompok-kelompok tadi sebagai prioritas karena mereka adalah kelompok yang berhubungan langsung dengan sumber-sumber penularan” terangnya. 
Pihaknya menegaskan vaksinasi bertujuan untuk menciptakan kekebalan masyarakat sehingga pemulihan ekonomi dapat segera diupayakan. Apalagi Kota Yogyakarta merupakan ibukota provinsi dengan tingkat mobilitas tinggi. Penduduk kota pada malam hari hanya berjumlah sekitar 400 ribu orang, sedangkan saat puncak aktivitas melonjak sampai 1,5-2 juta orang. (Fjr)