Walikota Apresiasi Pedagang Kopi Jos Pindah ke Slasar Malioboro

Para pedagang angkringan kopi jos di Jalan Wongsodirjan berpindah ke Slasar Malioboro di Jalan Pasar Kembang pada Kamis (8/4/2021) yang ditandai dengan kirab bedhol lapak. Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengapresiasi perpindahan para pedagang kopi jos itu ke tempat yang lebih baik.

“Saya sangat gembira dan mengapresiasi atas kesadaran sendiri para pedagang untuk pindah ke slasar Malioboro ini. Para pedagang ini hijrah dari Jalan Wongsodirjan ke tempat yang lebih baik,” kata Haryadi saat menghadiri perpindahan pedagang kopi Jos di Slasar Malioboro.

Pihaknya juga mengapresiasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops 6 Yogyakarta yang menata dan menyediakan tempat bagi para pedagang kopi jos di ruang usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Slasar Malioboro Jalan Pasar Kembang. Pemkot Yogyakarta, lanjutnya, siap mendukung bersama PT KAI agar tempat itu bisa eksis, nyaman dan membawa rejeki bagi para pedagang.

“Pedagang jadi lebih nyaman dan pembeli dilayani di satu tempat. Dari pada jualan di pinggir jalan rasanya kurang baik. Kantong parkir pembeli juga disediakan di sebelah barat (bangunan),” paparnya.

Haryadi menjamin tidak ada lagi pedagang yang berjualan di tepi Jalan Wongsodirjan setalah para pedagang kopi jos pindah. Dia menyatakan selanjutnya Jalan Wongsodirjan akan diperbaiki untuk akses jalan masyarakat agar nyaman. Lalu lintas Jalan Wongsodirjan tetap diberlakukan satu arah.

Sementara itu Kepala Daops 6 PT KAI Yogyakarta Asdo Artriviyanto mengatakan proses penataan pedagang kopi jos di utara Stasiun Tugu di trotoar Jalan Wongsodirjan dilakukan bertahap. Dulu pedagang tersebar hingga barat kemudian di tata ke timur. Kini pedagang kopi jos direlokasi ke ruang UMKM Slasar Malioboro di Jalan Pasar Kembang di kompleks Stasiun Tugu Yogyakarta. Relokasi pedagang itu terkait  terkait rencana Jalan Wongsodirjan menjadi pintu masuk penumpang kereta bandara.

“Sekarang pedagang direlokasi ke tempat yang lebih baik. Kami harap dengan berpindahnya kopi jos di tempat ini bisa membawa manfaat. Jalan Wongsodirjan rencananya akan menjadi pintu masuk penumpang kerata bandara,” tambah Asdo.

Dia menjelaskan Slasar Malioboro dan ruang UMKM dibangun PT KAI dalam rangka revitalisasi Stasiun Tugu Yogyakarta. Hal itu atas perintah Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X agar kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta menjadi pusat pembelajaan dan komunitas. Bangunan cagar budaya tetap dipertahankan.

Salah satu pedagang kopi Jos Juwandi menyebut total ada sekitar 24 pedagang kopi Jos di Jalan Wongsodirjan dan semuanya berpindah ke slasar Malioboro. Juwandi sebagi putra penggagas kopi Jos Lik Man berharap tempat yang baru bisa ramai pembeli. Dia megaku di tempat baru, pedagang dikenai biaya kebersihan sampah, listrik dan air.

“Pedagang legowo. Di sini lebih aman dan tidak ada yang mengusik-usik lagi. Semoga ramai. Di tempat lama tidak pasti kadang ramai dan sepi,” ujar Juwandi.

Dia menuturkan generasi pertama, ayah Lek Man mengawali berjualan angkringan kopi jos  utara Stasiun Tugu sejak tahun 1965. Baru tahun 1970 Lek Man melanjutkan usaha angkringan itu dengan menyajikan kopi jos dan tahun 2008 Juwandi sebagai generasi ketiga meneruskan berjualan.

Kopi jos selama ini menjadi minuman khas di angkringan sekitar kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta. Kopi jos menyajikan secangkir minuman kopi hitam panas yang diberi bara arang, sehingga menimbulkan bunyi jos.(Tri)