Pemkot Bangun Mitigasi Lewat Simulasi Bencana di KTB
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta menggelar simulasi bencana gempa bumi di Kampung Tangguh Bencana (KTB) Gandekan lor pada Minggu(11/4). Kegiatan simulasi bencana itu untuk membangun mitigasi atau pengurangan risiko bencana dan mengukur kesiapansiagaan masyarakat.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dalam arahannya menyampaikan bahwa simulasi bencana gempa bumi merupakan upaya untuk melakukan kegiatan mitigasi bencana. Termasuk mengukur kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Kegiatan simulasi ini akan menjadikan masyarakat yang tangguh dan tanggap bencana, sehingga bila terjadi bencana kita bisa meminimalisir jatuhnya korban jiwa dan harta,” kata Heroe yang hadir dalam simulasi bencana di Kampung Gandekan.
Heroe menuturkan dari simulasi ini setiap relawan dan masyarakat akan tahu apa yang harus dilakukan, di mana, kapan dan bagaimana. Di samping itu dari hasil simulasi akan diketahui kekurangannya.
Selain itu pihaknya juga mengingatkan terkait pemantauan kondisi lingkungan sekitar untuk mengetahui gejala awal munculnya bencana. Kemudian melakukan koordinasi dengan para relawan dan organisas agar bisa sesegera mungkin melakukan langkah antisipasinya.
Selanjutnya adalah sinergi dan sinergitas antar komponen relawan dan organisasi relawan .Perlu adanya pelatihan ketrampilan khusus bagi relawan yang disesuaikan dengan bakatnya agar memiliki sumber daya relawan yang trampil dalam berbagai ragam ketrampilan.
“Dari hal tersebut di atas maka kita akan memiliki sistem tata kelola dan relawan yang memiliki kapasitas mumpuni yang siap, tanggap dan tangguh dalam antisipasi bencana,” imbuh Heroe.
Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan, Informasi dan Data BPBD Kota Yogayakarta, Aki Lukman Nurhakim, menyebut kampung Gandekan Lor merupakan KTB yang ke-119. Pada tahun ini ditargetkan akan ada penambahan sehingga total akan ada 130 KTB di Kota Yogyakarta.
“Dengan adanya KTB di setiap kampung maka diharapkan akan mampu mengurangi jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda apabila terjadi bencana,” ujar Aki,
Selain itu untuk menyamakan persepsi dan koordinasi antar relawan dan organisasi relawan maka di setiap kemantren juga ada forum komunikasi dan posko kemantren. Tahun depan BPBD Kota Yogyakarta akan memulai pendidikan kesiapsiagaan bencana di sekolah SD-SMP. (ant)