Pemkot Yogya Berkomitmen Turunkan Angka Stunting

 

Dalam rangka sinkronisasi program kerja pencegahan stunting, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menyelenggarakan Rembuk Stunting pada Senin (12/04/21) di Hotel Grand Inna Malioboro.  Kegiatan ini sekaligus penandatanganan komitmen penurunan stunting tahun 2021 oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Sekretaris Daerah, Perwakilan DPRD, Camat, Lurah, Pimpinan OPD, perwakilan sektor non pemerintah serta masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi ikut memaparkan prevalensi stunting di Kota Yogyakarta. Heroe mengatakan, pada tahun 2020 penurunan stunting di Kota Yogyakarta mencapai 14,33 persen lebih tinggi di bandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya sebesar 11,3 persen. 
“Membicarakan stunting ini tidak hanya sekedar pencapaian target. target kita adalah kinerja dan upaya apa saja yang sudah kita lakukan untuk menurunkan angka stunting di Kota Yogyakarta, ini penting ditekankan,” terang Heroe.
Heroe menambahkan, dalam RPJMD Kota Yogyakarta di tahun 2022 diharap mencapai target 12 persen. Sebelumnya, di tahun 2020 penurunan stunting mencapai 14,33 persen sehingga perlu adanya upaya ekstra untuk menurunkan menjadi 2,33 persen.
Dalam hal tersebut ada beberapa penerapan yang terdiri dari delapan aksi konvergensi stunting untuk Kota Yogyakarta sebagai Lokasi Fokus (Lokus) Intervensi stunting terintegrasi di tahun 2022. Hal ini berdasarkan pada Kepmen PPN/Bappenas No. 10/M.PPN/MK/02/2021 yang memperluas penetapan Lokus stunting dari 360 kabupaten/kota menjadi 514 kabupaten/kota di tahun 2022.
Delapan aksi konvergensi stunting tersebut meliputi, analisis situasi, penyusunan rencana kegiatan, rembuk stunting, peraturan walikota tentang peran desa, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi data stunting serta review kinerja tahunan.
“Analisis situasi sudah dilakukan mulai dari Februari lalu hingga maret 2021, di mana melibatkan OPD penyedia layanan dan produsen data. Hasil analisis dari 13 kelurahan di antaranya ada tiga calon lokus yang sudah ditetapkan yakni di Kricak, Pringgokusuman, dan  Wirobrajan. Diharapkan 10 lainnya menyusul,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani berharap semua OPD, ataupun di Kelurahan dan Kemantren lebih  memperhatikan warga. Dengan demikian semua yang terlibat dapat cepat sigap dalam menanggapi permasalahan stunting di wilayah Kota Yogyakarta.
“Berbagai program penurunan stunting telah diselenggarakan, namun belum efektif dan belum terjadi dalam skala yang memadai, diharapkan semua yang ada disini bersama-sama saling bekerjasama dalam menurunkan angka stunting di Kota Yogyakarta dengan berbagai upaya semaksimal mungkin,” tambah Emma. (Hes)