Lumbung Pangan Mataram Sebagai Destinasi Wisata Alternatif
Beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta telah meluncurkan program Lumbung Pangan Mataram, program ini adalah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat secara mandiri.
Namun seiring berjalannya waktu, lumbung pangan mataram ini juga diarahkan untuk menjadi destinasi wisata alternatif, warga masyarakat sekitar memiliki inisiatif untuk melengkapi kebung tersebut dengan spot foto yang unik. Seperti lumbung pangan mataram purba asri yang terletak di RW 14 Purbayan, Kotagede.
Kepala Seksi Konsumsi Kewaspadaan Pangan dan Penyuluhan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, drh Supriyanto mengatakan Lumbung Pangan Mataram Purba Asri ini dulunya adalah lahan tidur, kemudian oleh warga masyarakat sekitar dimanfaatkan dan akhirnya menjadi lahan produktif, lahan tersebut di sulap oleh warga menjadi kebun sayur, ternak lele, ternak maggot dan ternak kambing.
“Di tempat ini warga masyarakat juga menyediakan area untuk menikmati secangkir kopi yang mereka namakan kopi lumbung mataram. Sebuah bangunan tua disulap menjadi tempat yang nyaman untuk bersantai menikmati suasana sore di sisi timur Kota Yogyakarta,” jelasnya Kamis (15/4/2021).
Kopi lumbung mataram ini menyediakan berbagai jenis kopi salah satu andalannya adalah kopi tubruk hitam, disajikan dalam gelas dengan gula terpisah. Sementara untuk menu makanannya disajikan dengan cara prasmanan dengan menu ala kampung tempo dulu.
Ia mengungkapkan Lumbung Mataram Purba Asri dikelola oleh kelompok tani RW 14 dengan bimbingan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogya dan mendapat dukungan Dana Keistimewaan.
“Di masa pandemi covid-19 ini, keberadaan Lumbung Mataram Purba Asri menjadi upaya untuk menunjang ketahanan pangan masyarakat,” katanya.
Selain di Purbayan, Lumbung Pangan Mataram juga terdapat di beberapa tempat seperti di Kampung Pugeran Kemantren Mantrijeron, dan Kampung Blunyahrejo Kemantren Tegalrejo.
Di Kemantren Tegalrejo, lokasi Lumbung Pangan Mataram merupakan pengembangan dari Kampung Markisa yang dikelola masyarakat setempat. Sementara untuk Lumbung Pangan Mataram yang ada di Kampung Pugeran diawali dengan gerakan menanam pepaya oleh masyarakat setempat.
“Sebagian kampung yang ditunjuk menjadi Lumbung Pangan Mataram selama ini sudah memiliki kegiatan menanam secara swadaya masyarakat,” katanya.
Di tiap lumbung pangan, lanjutnya, dikembangkan tiga jenis budidaya yaitu budidaya tanaman untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat seperti ubi, singkong, dan jagung. Selain itu juga dilakukan budidaya sayur mayur seperti sawi, bayam dan lainnya serta budidaya pertanian untuk pemenuhan kebutuhan protein seperti lele atau ikan jenis lain.
Melalui program Lumbung Pangan Mataram tersebut masyarakat diajak untuk memenuhi kebutuhan pangan dari hasil budi daya pertanian yang dikelola secara mandiri.
“Diharapkan program Lumbung Pangan Mataram tersebut tidak hanya untuk mencapai ketahanan pangan saja tetapi juga untuk tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat di wilayah,” ujarnya. (Han)