WORKSHOP PENATA IRINGAN SENI PERTUNJUKAN DIGELAR

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Yogyakarta menggelar Workshop Penata Iringan Seni Pertunjukan. Workshop yang  direncanakan selama tiga hari ini dibuka langsung Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Yogyakarta H. Hadi Muhtar SE. MM. Workshop ditujukan kepada para seniman di Yogyakarta tersebut dihadiri Perwakilan Paguyuban Kelurahan se Kota Yogyakarta dan Perwakilan Generasi Muda Kecamatan Se Kota Yogyakarta ini berlangsung di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta, Selasa (08/04).

Dalam sambutannya Ka. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Yogyakarta H. Hadi Muhtar menyatakan, kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan Tematik Kota Yogyakarta yakni ”Pariwisata Berbasis Budaya” mempunyai konsekuensi logis bagi pelaksana program peningkatan kuantitas. Ruang seni pertunjukan sebagai upaya menawarkan potensi atraksi wisata dalam sebuah etalase kebudayaan. Kegiatan ini untuk menumbuhkan semangat kreatif dan meningkatkan kualitas para Penata Iringan Seni Pertunjukan Tradisional agar tercapai sebuah standarisasi yang baik untuk sebuah bentuk sajian pertunjukan tradisional, sehingga nantinya akan muncul para penata iringan yang kreatif dan inovatif serta aktif dan produktif dalam berkarya.

Ditemui secara terpisah Hadi Muhtar menjelaskan, pembinaan pelestarian kesenian kebudayaan menggunakan acuan berbasis kewilayahan, dengan artian untuk meratakan, menumbuhkan, mengembangkan dan melestarikan kesenian dan kebudayaan yang ada di wilayah Kota Yogyakarta. Dengan adanya pembinaan berbasis kewilayahan ini, nantinya kelompok kecil di Kelurahan dapat saling komunikasi satu dengan yang lain. ”Rencana Pemkot lewat Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya akan menggelar pentas di empat titik, antara lain Jln Abu Bakar Ali, Jln Malioboro sampai perempatan Kantor Pos. Tanggal 17 April yang akan datang akan kita launching pementasannya, kita  telah bekerjasama dengan sanggar tari Lakshita Didik Nini Thowok, untuk memulai acara ini. Tanggal 17 mendatang mas Didik akan berkolaborasi dengan seniman jepang untuk pentas di Malioboro, Tandas Hadi Muhtar.

Dikatakan Hadi Muhtar, Pementasan Kesenian Tradisional di empat titik yang telah ditentukan, setiap malam minggu akan menampilkan berbagai kesenian Tradisional yang berpotensi di empat kelurahan secara bergantian. Empat titik yang telah disepakati diantaranya, Taman Parkir Abu Bakar Ali, Pintu Masuk Selatan DPRD DIY, Depan Komplek Kepatihan, serta di depan Monumen Serangan Oemum 1 Maret. Kedepannya empat titik yang disepakati akan kita isi Dua titik secara rutin, artinya Minggu pertama titik A dengan D. Minggu kedua B dengan C, ini hanya semisal dari empat titik yang pasti tidak ada yang kosong, dan kita tetap menggali potensi yang ada dikelurahan,” katanya.

Workshop menghadirkan narasumber Indra Tranggana  seorang Budayawan dengan judul Proses Kreatif (mengolah gagassan dan mewujudkannya menjadi pertunjukan), Rahayu Supanggah dari ISI Surakarta dengan judul Penciptaan bunyi (kawruh penciptaan seni tradisi), RM. Kristiadi, S.Sn sebagai Art Organizer/Produser dengan judul ”Etika Kreatif dan Etika Profesi Seniman Tradisional serta Bambang Paningron dengan judul ”Pemberdayaan Bunyi (mendekatkan musik tradisi  dengan selera pasar dan industri seni pertunjukan) serta RM. Altiyanto Henryawan, sebagai moderator.