Wali Kota Yogyakarta Bacakan Ikrar Syawalan Gubernur DIY

Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, membacakan ikrar syawalan mewakili bupati dan wakil bupati pada Syawalan Gubernur DIY. Syawalan Gubernur DIY dilaksanakan secara daring dan diikuti seluruh organisasi pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Senin (31/05/2021). Walikota hadir dalam acara dari Ruang Yudistira, Komplek Balai Kota Yogyakarta.

Hadir bersama Walikota, Ibu Tri Kirana Muslidatun, juga anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Yogyakarta. Danang Rudyatmoko selaku ketua DPRD Kota Yogyakarta pun turut berpartisipasi dalam kegiatan syawalan tersebut.

Acara syawalan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian diikuti persembahan tari tradisional dari Dinas Kebudayaan DIY. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kalam Illahi yang diteruskan dengan ikrar syawalan.

“Mohon izin, Saya Walikota Yogya mewakili Bupati dan Wakil Bupati se-Daerah Istimewa Yogyakarta Kami memohon maaf lahir dan batin atas segala khilaf dan salah, yang disengaja maupun tidak disengaja, baik secara pribadi maupun kedinasan. Teriring doa dan harapan, semoga Bapak Gubernur beserta Ibu, dan Bapak Wakil Gubernur beserta Ibu senantiasa diberikan rahmat kesehatan dan keselamatan,” tutur Walikota membuka ikrar.

“Semoga momentum syawalan ini semakin meneguhkan tekad kita, dalam mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara, mewujudkan Jogja Isitimewa yang sejahtera, kalis ing rubeda nir ing sambikala,” lanjut Walikota.

Selain Walikota Yogyakarta, ikrar syawalan juga dibacakan oleh pejabat nasional. Dalam kesempatan ini, pejabat nasional yang membacakan ikrar syawalan adalah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Republik Indonesia, yaitu Pratikno beserta Mahfud MD.

Ikrar syawalan ditutup dengan sambutan dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Beliau menekankan pentingnya mencintai Tuhan dengan menebarkan kasih sayang kepada sesama.

“Islam bukan lagi berarti doktrin agama semata, tetapi konsep kebenaran universal yang mengedepankan itikad dan kemanusiaan. Sebagai artikulasi pemaknaan terdalam dari tauhid, sesuai dengan ajaran elementer Islam sebagai rahmatanil‘alamin,” terang Sri Sultan Hamengku Buwono X. (Fjr)