Wujudkan Yogyakarta Sebagai Barometer Pembudayaan Pancasila

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Pancasila bagi Penghayat Kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa pada Jumat sore (4/6) di Sanggar Candi Sapta Rengga, Surokarsan Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta.

Kepala Badan Kesbangpol, Budi Santosa menuturkan bahwa Indonesia merupakan negara majemuk yang dihuni oleh bermacam suku, agama dan penghayat kepercayaan. Begitu pula dengan Kota Yogyakarta yang disebut sebagai miniatur Indonesia yang masyarakatnya beragam. Maka beragam pula masyarakat yang berada di Kota Yogyakarta.

Kegiatan Pemantapan Nilai-nilai Pancasila kepada penghayat kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa bertujuan untuk memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan berbangsa serta rela berkorban guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang rukun damai, demokratis, berkeadilan, sejahtera, maju dan memiliki moral dan etika dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 
Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan Pemantapan Nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat menumbuh kembangkan akhlak moral Pancasila, semangat akan cinta tanah air maupun rasa, jiwa dan semangat kebangsaan.

Kegiatan yang diikuti oleh 50 orang penghayat kepercayaan yang tergabung dalam wadah Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Kota Yogyakarta menghadirkan narasumber Letkol. Inf. Erwin Ekagita Yuana, SIP, M. Si  (Dandim 0734 / Kota Yogyakarta), Diasma Sandi Swandaru, S. Sos, MH (PSP UGM Yogyakarta) dan Nain Soeryono, SH, MH (Ketua Sapta Darma).

“Pemantapan Nilai-nilai Pancasila kepada Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu diadakan agar para penghayat kepercayaan yang ada di Kota Yogyakarta dapat bertukar pikiran dan berdiskusi  guna mewujudkan Yogyakarta sebagai barometer kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara nasional, “ kata Budi.

Sementara Dandim 0734 / Kota Yogyakarta, Letkol. Inf. Erwin Ekagita Yuana dalam paparannya menyampaikan bahwa integrasi adalah pembauran sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Integrasi bangsa adalah penyatuan atau pembauran suatu bangsa sehingga menjadi satu persatuan yang utuh.

Saat ini bangsa Indonesia juga menghadapi ancaman integrasi baik dari sisi pertahanan keamanan, politik, sosial, budaya. Di sisi hankam  di dalam negeri kita berhadapan dengan permasalahan gerakan separatis, keresahan sosial, pelanggaran HAM dan upaya perubahan Ideologi Pancasila, makar. Sedangkan  dari luar negeri kita berhapan dengan permasalahan pelanggaran batas wilayah, pemberontakan oleh negara lain, aksi teror internasional, sabotase, spionase, agresi, invasi, bombardemen, blokade.

"Selain itu masalah narkoba dan penyalahagunaan IT yang berdampak pada perubahan perilaku dan karakter seseorang,” imbuh Erwin.

Selanjutnya juga disampaikan kutipan dari ucapan Presiden Soekarno bahwa perjuanganku lebih mudah marena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri. (Ant)