Menerapkan Protokol Kesehatan Bentuk Pengamalan Pancasila

Pentingnya melakukan pengamalan ajaran Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih di masa pandemi ini dimana saling berbagi dan tolong menolong satu sama lain menjadi sebuah kekuatan untuk bangkit.

Demikian disampaikan Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat menjadi narasumber kegiatan Sinau Pancasila pada Selasa (8/6) di Pendopo Kelurahan Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Poitik Kota Yogyakarta.

“Dalam kondisi terjepit biasanya akan muncul karakter aslinya dan di Yogyakarta karakter asli masyarakatnya adalah gotong royong. Hal ini terbukti ketika menghadapi pandemi Covid-19 dimana masyarakat mengalami banyak kesulitan namun masyarakat Yogyakarta rela berbagi melalui kegiatan ngluwihi dan mbagehi,” kata Heroe.

Lebih lanjut disampaikan bahwa Pancasila sebagai dasar negara merupakan harga mati yang tidak perlu diperdebatkan lagi namun bagaimana kita mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya saat ini di era pandemi perilaku disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan merupakan bagian dari pengamalan Pancasila.

Dalam kondisi normal di Yogyakarta menurut Wawali ada perputaran ekonomi sekitar Rp 1,5 Trilyun per bulan namun dikarenakan adanya pandemi maka putaran ekonomi hanya berkisar Rp 500 Milyar. “Bagaiman agar ekonomi tetap berputar naik seperti sebelum pandemi namun kasus Covid-19 tetep turun maka kata kuncinya adalah disiplin dalam penerapan protokol kesehatan,” imbuh Heroe.

Sementara Y. Kelik Mulyono, Komisi A DPRD Kota Yogyakarta dalam kesempatan tersebut mereview pidato Presiden Sukarno pada saat menyampaikan pemikiran tentang dasar negara dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.

“Menurut Presiden Sukarno, Indonesia adalah negara yang ber-Tuhan  yang dilaksanakan dengan cara berkeadaban, yakni dengan cara saling hormat menghormati antar pemeluk agama/kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa, ” kata Kelik.

Selanjutnya Kelik menandaskan bahwa Indonesia ini terbangun dari berbagai suku yang memilki beragam agama dan kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa oleh karenanya sikap toleransi dan saling menghargai antar anak bangsa merupakan salah satu kunci dalam keberlangsungan pembangunan nasional. (Ant)