PEMKOT SOSIALISASIKAN  GERAKAN HEMAT ENERGI LISTRIK

Cadangan energi listrik di Indonesia semakin menipis, sedangkan  konsumsi  listrik semakin meningkat pesat dengan  pertumbuhan sekitar 7 % pertahun. Sementara itu penggunaan energi listrik di Indonesia masih boros dan belum efisien. Disamping itu harga  energi dunia cenderung naik terus dimana ketergantungan akan BBM unutk pembangkit tenaga listrik masih tinggi mengakibatkan subsidi untuk listrik maikn besar sedangkan kemampuan keuangan pemerintah untuk mengsubsidi semakin terbatas.

Demikian ungkap Ir, Herman Nugroho, staf ahli Perusahan Listrik Negara pada acara Sosialisasi Hemat Energi Listrik yang diselenggarakan  Pemerintah Kota Yogyakarta bekerjasama dengan PLN,        Senin (12 /05) di Ruang Utama Atas Balaikota Yogyakarta.

Menurut Herman kenaikan harga BBM mengakibatkan  pelanggan besar (bisnis/industri) mengalihkan beban dari pembangkit sendiri ke listrik PLN yang lebih murah karena disubsidi pemerintah. “Akibatnya beban pembangkit PLN meningkat tajam terutama pada waktu beban puncak yakni jam 17.00  sampai 22.00,” ungkap Herman. Dijelaskan, kenaikan beban ini akan  menyebabkan  cadangan operasi pembangkit semakin menipis bahkan bisa defisit, sehingga dapat terjadi pemadaman listrik. Sementara itu pembangunan pembangkit listrik baru  mengalami kendala, anatara lain keterbatasan dana.

Untuk itu lanjut Herman,  hemat listrik merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan keandalan pasokan listrik kepada pelanggan. Berkaitan dengan penghematan energi,  Perusahan Listrik Negara  melakukan sosialisasi  Porgram Hemat Listrik.

Herman menjelaskan sasaran program ini bukan untuk menambah pendapatan PLN, tetapi untuk menekan  dan mengurangi  konsumsi listrik yang kan berdampak pada berkurangnya kebutuhan dan biaya BBM untuk pembangkit listrik, sehingga akan mengurangi besarnya subsidi BBM oleh pemerintah kepada PLN. Juga akan mengurangi  beban listrik  sistem Jawa Bali pada waktu beban puncak (WBP) sehingga akan menambah cadangan operasi pembangkit sekaligus meningkatkan keandalan pasokan listrik.

“Program ini dilaksanakan PLN dengan ketentuan bila Pelanggan dapat berhemat memakai listrik sampai dengan Batas Hemat, akan membayar sesuai tarip TDL (subsidi). Sedangkan bagi yang memakai listrik melebihi Batas Hemat, maka kelebihan KWH diatas Batas Hemat akan dikenakan tarip Multiguna sebesar Rp. 1.380,-XKWH,” ungkap Herman.

Yang menjadi penekanan dalam program penghematan PLN  adalah bagaimana  melakukan gotong royong penghematan dari sisi pelanggan. “ Bila pelanggan mau berhemat dengan mematikan lampu 50 watt saja pada waktu beban puncak jam 18.00 sampai 22.00 maka pemadaman bergilir  karena defisit  sebesar 500 MW tidak akan terjadi,” harap Herman.

Walikota Yogyakarta  dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten bidang  Pemerintahan Muh. Arifin SH, mengatakan pemborosan energi disinyalir merupakan penyebab terbesar krisis energi listrik yang terkadang  dirasakan kecil pengaruhnya.  Kondisi ini mengajak kita untuk melakukan gerakan hemat energi  listrik, pola konsumsi listrik berlebihan dan tidak  berdaya guna harus segera  dihilangkan.  Salah satunya adalah menggalakkan perilaku hemat energi . Tujuannya agar  terbentuk  masyarakat yang menyadari  pentingnya budaya hemat listrik.

Walikota mengatakan Pemkot Yogyakarta mendukung upaya  PLN untuk mengsosialisasikan gerakan nasional hemat energi.  Kepada peserta sosialisasi yang terdiri dari  para pengusaha, kepala SKPD di lingkungan Pemkot  Walikota menghimbau untuk melakukan gerakan penghematan listrik di lingkungan kerjanya. “ Dengan harapan beban biaya listrik  di instansi maupun perusahan  berkurang sekaligus membantu pelanggan PLN lainnya dalam mendapatkan pasokan listrik.  Sehingga strategi pemutusan sementara  pembagian energi listrik secara bergilir dapat dihindari,” harap Walikota. (@mix)